REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Ukraina bukanlah negara besar seperti Cina, Thailand, atau Indonesia. Namun, krisis yang terjadi di negara pecahan Uni Soviet itu begitu membuat negara-negara besar ketakutan. Ada lima alasan mengapa krisis Ukraina harus segera diatasi, seperti dilansir CNN, Selasa (4/3).
1. Ukraina adalah penghubung terpenting perdagangan Rusia-Eropa. Ekonomi Ukraina tidak memiliki kekuatan dalam ekonomi global, tapi justru kondisi geografisnya. Rusia menyuplai 25 persen kebutuhan gas Eropa dan setengah kebutuhan itu dipompa melalui Ukraina.
2. Salah satu prospek yang tidak biasa pada 10 negara ekonomi terbesar adalah memberi sanksi pada anggotanya. Namun Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, AS sedang mempertimbangkan sanksi bagi Rusia. Presiden AS Barack Obama juga sedang "mempertimbangkan semua pilihan". Tidaklah benar kalau Rusia tidak bergantung pada ekonomi internasional. Hampir setengah perdagangan di Rusia adalah dengan negara-negara Eropa. Rusia juga memerlukan impor untuk menjaga pasokan barang bagi rakyatnya. Dan hal ini juga berarti sebaliknya.
3. Kenaikan harga di Eropa. Ukraina merupakan eksportir gandum dan jagung terbesar. Harga kedua komoditas ini akan meningkat jika krisis Ukraina terus berlanjut. Hal ini akan meningkatkan ketidakseimbangan harga di wilayah yang mengkonsumsi kedua komoditas tersebut.
4. Pemerintah Ukraina memerlukan bantuan. Masalah ekonomi tidak akan begitu fluktuatif jika Ukraina memiliki ekonomi yang kuat. Tahun ini negara tersebut harus melunasi 13 miliar dolar AS dan 16 miliar dolar AS di akhir 2015. Tanpa bantuan, negara ini akan menghadapi default. "Untuk mencegah kehancuran yang sempurna dalam beberapa pekan ke depan, Ukraina memerlukan uang," kata Kepala Ekonom Institute of International Finance, Lubomir Mitov.
Ukraina tidak akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan tanpa reformasi. Tidak jelas dari mana uang tersebut didapatkan, terutama setelah Moskow membekukan dana talangan sebesar 15 miliar dolar AS. Sumber dana lain yang bisa diupayakan adalah dari Dana Moneter Internasional (IMF). Managing Director IMF Christine Lagarde menyatakan tengah berkonsultasi apakah dana bantuan kepada Ukraina dapat disesuaikan dengan kebutuhannya, yaitu 35 miliar dolar AS.
5. Ukraina bukan satu-satunya negara berkembang yang rentan krisis. Instabilitas Ukraina muncul di tengah masa-masa sulit bagi negara berkembang di seluruh dunia. Hal ini terjadi setelah bank sentral AS melakukan pengurangan stimulus atau quantitative easing (QE). Situasi di Ukraina mendorong investor untuk mengurangi risikonya di negara berkembang lain yang ekonominya juga sedang melambat. Masalah di Ukraina juga akan menyakiti perbankan Rusia yang banyak menyalurkan kredit ke Ukraina.