Rabu 05 Mar 2014 08:21 WIB

Ini 3 Faktor Yang Bikin Putin 'Sakit Kepala' di Ukraina (2)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia atau Moskow selama ini masih mendominasi negara-negara pecahan Sovyet, termasuk Ukraina. Namun, tahukah Anda? Masih ada tiga faktor yang berada di luar kendali Presiden Rusia, Vladimir Putin, ketika berbicara tentang Ukraina.

Ketiga faktor itu adalah ekonomi, reaksi regional, dan etnis Tatar di Crimea. Berikut penjelasan dari masing-masingnya, dilansir dari the Guardian, Rabu (5/3).

2.  Reaksi regional

Putin diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin sekutu di Belarus dan Kazakhstan Rabu ini  sebagai upaya mengumpulkan dukungan regional untuk kampanye di Ukraina, di tengah gemuruh dan kegugupan negara-negara tetangga. Putin akan berdiskusi dengan Alexander Lukashenko, pimpinan diktator dari Belarus (yang berbatasan dengan Ukraina, Rusia, dan Uni eropa), serta Nursultan Nazarbayev (Presiden Kazakhstan).

Rusia, Belarus, dan Kazakhstan adalah anggota dari Rusia Eurasi Union, blok perdagangan dimana Kremlin dulunya ingin Ukraina bergabung di dalamnya. Putin tidak mungkin mendengarkan saran dari oposisi (Lukashenko), sebab Nazarbayev juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa krisis di Ukraina akan berisiko untuk Kazakhstan. Dia justru mengisyaratkan mendorong Putin untuk melakukan pertukaran pendapat dan diskusi untuk mencegah risiko lebih lanjut dengan Ukraina. Pimpinan-pimpinan ini khawatir risiko dalam menghadapi etnis Rusia di Ukraina.

Di tempat lain, negara-negara bekas Uni Sovyet atau Blok Timur mengingatkan Putin bahwa tindakannya itu sudah mencapai puncaknya. Negara-negara Baltik dan sisa Eropa Timur yang bergabung dengan NATO dan Uni Eropa mengingatkan tindakan Rusia dimasa lalu yang mereka sesalkan dan kali ini terjadi pada Ukraina. Apa saja itu?

Pertama, Polandia mengingatkan Rusia bahwa krisis di Ukraina adalah yang paling berbahaya bagi Eropa sejak perang di Yugoslavia. Kedua, negara-negara seperti  Lithuania, Latvia dan Estonia yang mendukung Ukraina menyatakan mereka menentang Rusia. Ketiga, Hungaria, Republik Ceko, dan Slovakia mengingatkan kembali intervensi Sovyet di negara mereka pada 1956, 1968, dan 1981 yang sangat kaku.

sumber : The Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement