Rabu 05 Mar 2014 08:24 WIB

Ini 3 Faktor Yang Bikin Putin 'Sakit Kepala' di Ukraina (3-Habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia atau Moskow selama ini masih mendominasi negara-negara pecahan Sovyet, termasuk Ukraina. Namun, tahukah Anda? Masih ada tiga faktor yang berada di luar kendali Presiden Rusia, Vladimir Putin, ketika berbicara tentang Ukraina.

Ketiga faktor itu adalah ekonomi, reaksi regional, dan etnis Tatar di Crimea. Berikut penjelasan dari masing-masingnya, dilansir dari the Guardian, Rabu (5/3).

3. Etnis Tatar di Crimea

Populasi etnis Rusia di Crimea boleh saja merasa dikhianati oleh Kiev yang ingin memutuskan hubungan dengan Moskow. Tapi, ada kelompok lain di wilayah Ukraina yang memiliki sejarah jauh lebih lama di negara tersebut, yaitu etnis Tatar. Etnis ini berbicara dalam bahasa Turki dan sudah ada di Crimea sejak akhir abad ke-14.

Tatar merupakan etnis yang tersisa yang merupakan pecahan dari Kerajaan Mongol. Etnis ini berkembang sekitar satu abad setelah kematian Genghis Khan. Etnis ini adalah Muslim. Mereka kerap menghadapi modernisasi dan terkadang menerima sikap brutal di Crimea dengan sejumlah warga Rusia. Akibatnya, ratusan ribu Muslim Tatar memutuskan pindah ke Turki.

Pada tahun-tahun awal Pemerintah Sovyet, Tatar mulai bangkit. Mereka diberikan status resmi bernama Republik Otonomi Sosialis yang didirikan oleh Moskow pada 1921. Namun, di bawah lindungan Rusia itu, kaum Tatar bukannya lebih baik, namun justru semakin menderita. Mereka menghadapi kelaparan akibat program pertanian Stalin, serta kampanye Russification yang mewajibkan mereka untuk menggunakan alfabet Cyrillic untuk bahasa mereka.

Pada 1944, Stalin menyatakan bahwa seluruh etnis Tatar di Crimea telah bekerja sama dengan Nazi sehingga 200 ribu orang di antaranya dideportasi ke Asia Tengah dan daerah terpencil lainnya. Banyak orang-orang Tatar yang meninggal di perjalanan, masjid mereka juga dihancurkan. Pada 1967, Rusia menyatakan bahwa deportasi masal atas etnis Tatar tidak adil. Namun, Rusia sama sekali tidak melakukan upaya untuk membantu Tatar kembali ke Crimea.

Kini, etnis Tatar tentu saja lebih mendukung Ukraina untuk lepas dari genggaman Rusia. Setiap upaya Rusia untuk menguasai Crimea akan terus meningkatkan mobilisasi Tatar dan mengusir mereka dari tanah kelahiran mereka sendiri. Pimpinan Tatar di Crimea terang saja secara konsisten akan pro-Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement