Rabu 05 Mar 2014 14:06 WIB

Empat Bekas Negara Sovyet Terkejut dengan Tindakan Rusia di Ukraina

Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Empat bekas negara satelit Sovyet di Eropa Tengah Selasa mengatakan mereka "terkejut" dengan tindakan Rusia dalam krisis Ukraina mengingat kembali tindakan keras Moskow terhadap protes-protes di negara-negara mereka dalam Perang Dingin.

"Republik Ceko, Hongaria, Polandia dan Slowakia terkejut atas intervensi militer di Eropa dalam abad ke-21 yang mengingatkan kembali akan pengalaman mereka tahun 1956, 1968 dan 1981," kata para pemimpin empat negara itu dalam satu pernyataan bersama.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Rusia Vladmir Putin mengatakan Rusia mempunyai hak untuk menggunakan "segala cara" untuk melindungi warganya di Ukraina tetapi membantah ia telah mengerahkan pasukan di sana.

Tetapi ia juga menegaskan bahwa Moskow tidak berniat untuk melepaskan cengkeramannya atas semenanjung Krimea Ukraina.

Para pemimpin empat negara anggota Uni Eropa itu secara reguler melakukan pertemuan sebagai bagian apa yang disebut kelompok Visegrad untuk membicarakan masalah-masalah keamanan dan energi serta kemitraan mereka dengan negara-negara Eropa Timur, seperti Rusia dan Ukraina.

Mereka mengatakan aksi-aksi militer terbaru Rusia adalah satu pelanggaran hukum internasional dan menimbulkan satu realitas bahaya baru di Eropa".

Setelah Perang Dunia II berakhir dan sampai jatuhnya Tembok Berlin, empat negara tu adalah bagian dari blok Sovyet dan Moskow menumpas gerakan-gerakan pro-demokrasi di Budapes tahun 1956 dan Praha tahun 1968.

Di Polandia, Kremlin tidak melakukan intervensi langsung pada tahun 1981 dan menyerahkan para pemimpin komunis negara itu memberlakukan undang-undang darurat untu menumpas oposisi anti-komunis.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk bergabung pada pertemuan Visegrad bersama dengan sejawat-sejawatnya Bohuslav Sobotka dari Reublik Ceko, Viktor Orban dari Hongaria dan Robert Fico dari Slowakia.

Kendatipun mengecam peran Moskow di Krimea, Tusk mengatakan tekanan masyarakat internasional terhadap Moskow setidaknya untuk sementara melemahkan tindakan Rusia.

"Nampaknya sampai sekarang skenario kasus terburuk, juga paling berbahaya bagi Polandia mungkin telah terhenti. Apakah itu bertahan lama? Tidak seorangpun tahu," katanya kepada wartawan di Warsawa setelah Amerika Serikat menegaskan sikapnya terhadap Moskow dengan menangguhkan kerja sama milter.

Tusk mengatakan jumpa wartawan Putin Selasa adalah "satu tanda kefektifan tekanan terhadap Rusia oleh institusi-institusi seperti Uni Eropa untuk menghentikan intervensi kejam Moskow dalam urusan dalam negeri Ukraina dan terutama intervensi paramiliternya di Krimea".

Polandia dan Lithuania sementara itu membantah tuduhan-tuduhan Putin bahwa mereka melatih para pemrotes Ukraina yang menggulingkan presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych.

Putin Selasa mengatakan "para pemrotes Ukraina dilatih di pangkalan-pangkalan tertentu di negara-negara tetangga Lithuania, Polandia, juga di Ukraina sendiri".

Tusk mengatakan ini "sama sekali jauh dari kenyataan," sementara Menlu Lithuania Linas Linkevicius melalui Twitter mengatakan tuduhan-tuduhan Putin itu "insinuasi yang tidak beralasan".

Lithuania yang bekas negara Sovyet dan kini adalah anggota Uni Eropa dan NATO memainkan peran penting dalam usaha-usaha untuk menandatangani satu perjanjian asosiasi Uni Eropa dengan Ukraina dalam tugasnya sebagai ketua bergilir Uni Eropa tahun lalu.

Yanukovych menolak perjanjian itu pada November dan lebih mendukung satu perjanjian bantuan dengan Rusia, yang memicu tiga bulan protes yang berakhir dengan penggulingannya.

Polandia juga lama aktif untuk menarik Ukraina lebih dekat dengan Uni Eropa dan NATO.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement