Rabu 05 Mar 2014 16:15 WIB

Thailand Pertimbangkan Perpanjang Keadaan Darurat

 Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1).   (Reuters/Chaiwat Subprasom)
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1). (Reuters/Chaiwat Subprasom)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah sementara Thailand pekan depan mempertimbangkan apakah akan memperpanjang keadaan darurat,dan mengatakan situasi akan tetap berada di bawah pengawasan ketat meskipun pengunjuk rasa meninggalkan lokasi demonstrasi di persimpangan penting untuk mengkonsolidasikan ke satu basis.

Sekjen Dewan Keamanan Nasional (NSC) Letnan Jenderal Paradorn Pattanatabut mengatakan, gangguan harian masih berlangsung, sebagian oleh pihak ketiga yang ingin menciptakan situasi.

Pihak pemerintah prihatin dan memantau situasi dengan ketat meskipun para pengunjuk rasa anti-pemerintah Komite Reformasi Demokratis Rakyat (PDRC) telah pindah untuk berkumpul di satu tempat di Taman Lumpini.

Dia mencatat bahwa kekerasan biasanya terjadi ketika hanya ada beberapa demonstran.

Ketika dekrit darurat dua bulan akan berakhir 23 Maret dia mengatakan badan-badan keamanan dan Pusat Penjaga Ketentraman dan Ketertiban (CAPO) harus mempertimbangkan dengan hati-hati apakah akan memperpanjang atau mencabut, dan menggantinya dengan Undang-undang Keamanan Internal (ISA) manakala pengunjuk rasa masih dikerahkan untuk memblokir gedung perkantoran negara dan para pejabat negara ditekan untuk menghentikan kerja.

Jenderal Paradorn mengatakan, masalah ini akan mengemuka dalam pertemuan kabinet pekan depan, dan menambahkan bahwa situasi mungkin meningkat karena adanya pembicaraan antara negara dan gerakan anti- pemerintah dalam beberapa tingkatan.

Namun Direktur CAPO Chalerm Yubamrung mengatakan ia percaya protes-protes akan masih terus berlangsung selama beberapa bulan karena PDRC belum mencapai tujuannya untuk menggulingkan pemerintah.

Sementara itu, para pengunjuk rasa PDRC pada Selaa berunjuk rasa di luar rumah Tarit Pengdith, direktur jenderal Departemen Investigasi Khusus (DSI), dan menyerukan kepadanya untuk mengajukan serta menerima sebagai kasus khusus tuduhan separatisme terhadap kelompok Baju Merah di Chiang Mai.

Tarit tidak berada di rumahnya, yang berada di bawah penjagaan ketat polisi, dan massa kemudian bubar setelah menyatakan tindakan-tindakan simbolis mereka di sana.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement