Rabu 05 Mar 2014 18:04 WIB

Wanita Denmark Paling Banyak Alami Pelecehan Seksual

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Kopenhagen, Denmark
Foto: latinadanza.com
Kopenhagen, Denmark

REPUBLIKA.CO.ID, Wanita Denmark tercatat sebagai negara yang paling banyak mengalami kekerasan juga pelecehan dengan presentasi 52 persen. Diikuti oleh Finlandia sebesar 47 persen dan Swedia sebesar 46 persen. Inggris dan Prancis menduduki posisi ke lima dengan presentasi 44 persen. Insiden terendah dilaporkan di Polandia dengan presentasi 19 persen, 20 persen di Austria dan 21 persen di Kroasia .

Sebuah hasil survei mengejutkan dikeluarkan Lembaga Hak Fundamental Uni Eropa, European Union Agency for Fundamental Rights (FRA), Rabu (5/3). Lembaga ini merilis, sekitar sepertiga dari seluruh wanita di Uni Eropa mengalami kekerasan baik fisik maupun seksual sejak usia 15 tahun. Lima persen dari mereka pernah diperkosa.

Morten Kjaerum , Direktur Badan Hak Fundamental menyatakan survei mungkin tidak juga berhubungan dengan kultur budaya. Karena banyak diantara wanita-wanita ini yang membicarakan masalahnya dengan orang lain. ‘’Apa yang muncul sebagai hasil adalah gambaran pelecehan secara luas yang mempengaruhi kehidupan banyak perempuan, namun secara sistematis tidak dilaporkan ke pihak berwenang,’’ kata Kjaerum.

Dia menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran hak asasi. Ia mendesak negara-negara untuk mengambil tindakan dalam memerangi masalah ini. ‘’Hal ini bisa terjadi setiap hari,’’ kata dia.

Laporan itu mengatakan bahwa kampanye dan tanggapan terhadap masalah harus ditujukan baik untuk laki-laki maupun perempuan. ‘’Pria harus terlibat dalam upaya inisiatif, mereka juga harus mengetahui bagaimana beberapa pria menggunakan kekerasan terhadap perempuan,’’ katanya.

Laporan lembaga yang berbasis di Vienna ini menyatakan lebih tinggi tingkat kesetaraan gender dapat menyebabkan lebih banyak pengungkapan kekerasan di beberapa negara.

FRA juga mengutip temuan Organisasi Kesehatan Dunia bahwa ada hubungan antara kebiasaan minum alkohol dari pelaku dan pengalaman perempuan dalam kekerasan rumah tangga. Pola minum yang berbeda antar negara bisa membantu menjelaskan aspek-aspek tertentu dari penyalahgunaan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement