REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR, PAKISTAN -- Serangan bom pinggir jalan menghantam wilayah bergolak Pakistan baratlaut pada Rabu (5/3).
Ledakan bom yang dikendalikan dari jarak jauh itu menghantam konvoi pasukan paramiliter Korps Perbatasan ketika mereka bergerak dari kota Hangu di provinsi Kurram, salah satu dari tujuh daerah suku di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dimana militan memiliki pangkalan.
Seorang pejabat keamanan di Peshawar, kota utama di Pakistan baratlaut, mengatakan kepada AFP, ledakan itu menewaskan enam prajurit dan mencederai delapan orang lain.
Kelompok Ansar-ul-Mujahideen, yang aktif di kawasan suku selama tiga tahun terakhir, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara kelompok itu Abu Baseer mengatakan kepada AFP, "Kami melakukan serangan ini untuk membalaskan korban serangan pesawat tak berawak. Kami bukan bagian dari Taliban Pakistan, maka kami tidak terikat oleh gencatan senjata mereka.
Taliban Pakistan mengumumkan gencatan senjata sebulan pada Sabtu untuk membuka jalan bagi dimulainya lagi perundingan perdamaian dengan pemerintah.
Sebagai tanggapan atas gencatan senjata itu, militer menghentikan serangan udara terhadap tempat-tempat yang diduga sebagai lokasi persembunyian gerilyawan.
Serangan besar pada Senin terhadap sebuah kompleks pengadilan di Islamabad yang menewaskan 11 orang membayang-bayangi gencatan senjata itu, meski Taliban menyatakan bukan pelakunya.