REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Merosotnya rangking global universitas-universitas di Australia diduga disebabkan oleh kebijakan pemotongan dana sektor pendidikan tinggi yang dijalankan pemerintah terdahulu. Lima universitas Australia yang masuk dalam daftar Top 100 World Reputation Rankings telah menurun rankingnya dibandingkan tahun lalu.
Survei terhadap 10 ribu akademisi di seluruh dunia itu dilakukan oleh Times Higher Education, yang disebut sebagai "daftar menentukan dari 100 nama universitas paling berpengaruh di dunia".
Editornya Phil Baty mengatakan, pemotongan dana sektor pendidikan tinggi Australia sebesar 2,8 miliar dollar yang diumumkan pada waktu yang bersamaan dengan dilakukannya survei mungkin ikut menyebabkan kemerosotan itu.
Ranking itu kini hanya mencakup satu universitas Australia yaitu University of Melbourne, dalam daftar Top 50.
University of Sydney dan Australian National University tidak masuk dalam daftar Top 50, tapi masih dalam daftar Top 100 berdasarkan reputasi.
University of Queensland dan University of New South Wales nyaris dicoret dari Top 100. Tapi Monash University sama sekali tidak masuk daftar.
Majalah The Times Higher Education mengatakan, pihaknya menilai universitas-universitas kelas dunia melalui semua misi inti mereka dan menggunakan 13 indikator yang dikelompokkan dalam lima bidang: pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional.
Universitas tidak akan dimasukkan dalam daftar apabila mereka tidak mengajar tingkat S1, hanya mengajar satu mata kuliah yang sempit, atau hasil riset mereka tidak sampai 200 artikel setahun selama periode lima tahun yang diteliti untuk penentuan ranking.
Sementara itu, dua universitas Australia berhasil masuk ke daftar Top 10 universitas paling internasional di dunia - Macquarie University, di urutan pertama, dan Australian National University, di urutan keempat.
Sydney dan Melbourne masuk dalam Top 10 kota terbaik untuk pendidikan tinggi.