REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pemerintah Libya mengumumkan putra mantan penguasa otokratis Libya Kolonel Muammar Qaddafi, Saadi Qaddafi telah ‘pulang’. Ia diekstradisi dari Nigeria dan saat ini tengah berada dalam tahanan di ibu kota Libya, Tripoli.
Sebuah foto Saadi diposting di internet yang menunjukan dirinya dengan kaos tahanan berwarna biru dan rambut juga jenggotnya telah dicukur. Pemerintah Libya membuat pernyataan tersebut secara singkat pada Kamis (6/3) pagi waktu setempat.
‘’Pemerintah Libya menerima Saadi Qaddafi hari ini dan ia tiba di Tripoli,’’ kata Perdana Menteri Libya Ali Zeidan dalam pernyataan. Salah satu dari tujuh putra Kolonel Qaddafi ini mendarat pada 02.50 waktu setempat. Dua sumber keamanan yang dikonfirmasi oleh kontributor BBC, Rana Jawad mengatakan Saadi langsung berada di bawah kekuasaan kehakiman Libya.
Dalam pernyataan pemerintah Libya berterima kasih kepada Nigeria atas kerja samanya. Mereka juga mengatakan Saadi akan diadili dan diperlakukan sesuai dengan standar keadilan internasional.
Saadi adalah mantan kepala federasi sepak bola Libya yang juga seorang pengusaha. Ia melarikan diri setelah ayahnya tewas dalam revolusi 2011. Dia dituduh melakukan banyak kejahatan diantaranya menembaki demonstran saat ayahnya berkuasa. Sejak saat itu ia menjadi buronan. Pada 2012 Interpol mengeluarkan ‘peringatan merah’ yang mewajibkan negara-negara anggota Interpol menangkapnya.
Ia kemudian dilaporkan tinggal di sebuah wisma di ibukota Nigeria, Niamey setelah melarikan diri melintasi gurun Sahara. Nigeria sebelumnya menolak permintaan Libya untuk mengektradisi Saadi setelah berhasil menangkapnya. Menteri Kehakiman Libya bahkan sempat beranggapan bahwa Saadi akan mendapat hukuman mati.
Anak ketiga Kolonel Qaddafi ini banyak dikenal karena karir singkatnya dalam dunia pesepakbolaan terutama di Italia. Namun, karirnya di bidang olahraga ini terhenti karena tes obat-obatan dan gaya hidup playboy. Pemerintah Libya akan mengadili Saadi dengan dugaan menggelapkan properti secara paksa dan tindak intimidasi bersenjata ketika ia berkuasa dalam Federasi Sepakbola Libya.
Sejak 2011, pemerintah baru Libya telah meminta banyak negara untuk mengekstadisi beberapa anggota keluarga Qaddafi yang kabur. Termasuk mantan pejabat yang berkuasa di masa kepemimpinan Gaddafi. Hasilnya beragam.
Sebelumnya pemerintah Nigeria telah mengekstradisi mantan pejabat intelegen Abdallah Mansur ke Libya pada 14 Februari lalu. Mauritania juga mengekstradisi mantan kepala intelegen Qaddafi, Abdullah al - Senussi pada Januari 2013 lalu.
Anak-anak Qaddafi lain yang melarikan diri juga menjadi incaran utama pemerintah baru Libya. Seperti Saif al-Islam Gaddafi yang ditangkap pada November 2011 lalu dan saat ini ditahan di sebuah kota pegunungan Zintan.
Sebenarnya Saadi tidak diinginkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). ICC lebih menginginkan Saif Al Islam yang telah didakwa atas kejahatan kemanusiaan. ICC memandang Saif sebagai pengganti ayahnya.
Proses pengadilan terhadap para tahanan telah dimulai setelah sebelumnya ada kekhawatiran keamanan dan penundaan prosedural. Sementara itu, sepupu Gaddafi yang juga mantan utusan ke Mesir, Ahmad Gaddaf el-Dam masih tetap ditahan Mesir meskipun Tripoli mengupayakan ekstradisi untuknya.