REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Lima tentara Afghanistan tewas pada Kamis (6/3), dalam serangan udara oleh pasukan yang dipimpin NATO. Serangan udara itu terjadi di Logar, provinsi timur Afghanistan.
Atas serangan yang terjadi, para pejabat Afghanistan dan koalisi pemerintah pun berkomentar. Mereka menilai, serangan udara yang dilancarkan NATO itu malah kian memperlebar keretakan yang terjalin antara Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dan Amerika Serikat (AS).
"Kami mengutuk serangan yang terjadi terhadap Tentara Nasional Afghanistan di Logar ini," kata juru bicara Presiden Karzai, Aimal Faizi, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/3).
"Presiden pun telah memerintahkan untuk penyelidikan," sambung Faizi.
Adapun serangan udara itu terjadi sekitar pukul 03.30 waktu setempat.
Gubernur Distrik Khalilullah Kamal mengatakan, tak hanya lima tentara yang tewas. Akibat serangan yang dipimpin pasukan NATO itu pun, delapan tentara Afghanistan lainnya terluka.
"Saat ini, diskusi yang dilakukan pemerintah provinsi bersama pejabat Afghanistan dan pasukan asing ialah untuk mencari tahu alasan di balik serangan ini," kata Kamal, seraya menggambarkan bahwa serangan udara itu sebagai penargetan serangan yang ditujukan pada pos baru tentara Afghanistan.
Retaknya hubungan kedua negara ini sebelumnya, terbentuk atas ketidakinginan Afghanistan menandatangani kesepakatan keamanan bilateral dengan AS. AS berkomitmen untuk tetap menempatkan pasukan mereka guna membantu pelatihan tentara di Afghanistan hingga akhir 2014. Setelah itu, Paman Sam pun berjanji akan menarik pasukannya kembali. Namun Karzai menolaknya.