REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROPOL -- Perseteruan antara Ukraina dan patron lamanya, Rusia semakin memanas. Hal ini karena parlemen Crimea, Kamis (6/3) tampaknya memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Pemerintah wilayah Crimea juga akan menggelar referendum yang dijadwalkan 10 hari mendatang. Keputusan ini pun semakin meningkatkan eskalasi dari krisis di semenanjung Laut Hitam.
Uni Eropa pun menggelar rapat mendadak yang sedang merumuskan cara untuk memaksa Rusia mundur dari semenanjung tersebut. Dikutip dari Reuters, Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan akan ada tekanan yang sangat kuat kepada Rusia.
Tekanan itu bisa berupa sanksi kepada Rusia. Pemerintah Ukraina sendiri telah menyampaikan kalau referendum yang akan digelar Crimea adalah ilegal. Pemerintah Ukraina juga tak mengakui otoritas dan parlemen Crimea.