Sabtu 08 Mar 2014 21:00 WIB

Australia Bentuk Pusat Riset Baru Bersihkan Sampah Antariksa

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah pusat riset baru bernilai 150-juta dolar akan didirikan di Australia untuk membersihkan sampah antariksa di orbit bumi.

Collaborative Research Centre (CRC) for Space Environment Management, berbasis di Mt Stromlo Observatory dekat Canberra, akan mengumpulkan hasil riset dari  para periset dan kelompok-kelompok industri dari Australia dan luar negeri.

Pusat tersebut akan mengembangkan cara-cara untuk melacak dan mengambil lebih dari 300-ribu keping sampah antariksa yang saat ini berada di orbit.

CEO CRC Dr Ben Greene mengatakan, sampah itu merupakan masalah nyata bagi satelit dan pesawat antariksa.

Ia mengkhawatirkan kemungkinan semua satelit akan hancur karena bertabrakan.

Kata Dr Greene, tantangan pertama bagi para periset adalah melacak dengan teliti materi di orbit.

"Sekarang ada begitu banyak sampah sehingga saling bertabrakan, menimbulkan masalah yang sudah besar menjadi semakin besar."

Research School of Astronomy and Astrophysics di Australian National University (ANU) juga akan terlibat dalam proyek ini.

Professor Matthew Colless dari ANU mengatakan, pihaknya berharap akan menemukan strategi untuk menangani sampah antariksa seperti dalam film Gravity.

Ia berharap sinar laser pada akhirnya akan digunakan untuk mengambil kepingan-kepingan sampah antariksa yang kecil.

"Kita akan meningkatkan kekuatan laser yang kita miliki, pelan-pelan mendorong kepingan-kepingan kecil sampah antariksa, sehingga membuatnya jatuh kembali ke bumi lebih cepat dan terbakar di atmosfir," katanya.

Pusat bernilai jutaan dolar itu didanai oleh sejumlah organisasi lokal dan internasional dari industri telekomunikasi, militer dan antariksa, serta Pemerintah Australia.

Kegiatan riset di pusat tersebut dijadwalkan akan dimulai pertengahan 2014.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement