REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina melancarkan upaya besar untuk mencari dan menolong orang yang berada di dalam pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3) pagi.
Sumber dari Angkatan Laut Cina menyatakan kapal perang Angkatan Laut China Jinggangshan dan Mianyang sudah dalam perjalanan ke lokasi yang diduga sebagai tempat kecelakaan.
Kapal Jinggangshan, yang membawa peralatan penyelamat, fasilitas pendeteksian bawah air dan pasokan air serta makanan, berangkan dari Kota Zhangjiang di Provinsi Guangdong, China Selatan, sekitar pukul 03.00 Ahad (9/3) waktu setempat untuk melakukan misi pencarian dan pertolongan.
Dua helikopter, 30 staf medis, 10 pengemudi dan 52 personel Marinir juga ada di kapal Angkatan Laut itu. Satu lagi kapal Angkatan Laut China, Mianyang, bertolak ke tengah laut pada Sabtu malam.
Pesawat Boeing 777-200 meninggalkan Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada pukul 00.41 waktu Beijing, Sabtu, dan dijadwalkan mendarat di Beijing pada pukul 06.30 pada hari yang sama.
Kontak dengan pesawat tersebut hilang bersama hilangnya sinyal radarnya pada pukul 01.20 Sabtu, ketika pesawat itu terbang di atas wilayah udara Ho Chi Minh di Vietnam.
Sebanyak 227 penumpang dari 14 negara, termasuk 154 orang China, dan 12 anggota awak yang berkebangsaan Malaysia berada di pesawat itu. Tim pencarian dan pertolongan Cina telah melakukan kerja sama dengan rekan mereka dari Malaysia dan Vietnam, dan berharap kedua negara tersebut dapat membantu secepatnya menemukan lokasi pasti pesawat yang hilang itu.
Presiden China Xi Jinping, Sabtu, memerintahkan Kementerian Urusan Luar Negeri serta konsulat dan kedutaan besar China agar meningkatkan kontak dengan departemen dari negara terkait dan memberi perhatian seksama pada kegiatan pencarian dan pertolongan bagi pesawat yang hilang tersebut.