REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR– Masih tidak diketahui pasti kemana hilangnya Boeing 777-200 jet milik maskapai Malaysia Airlines, Ahad (9/3). Dikutip dari kantor berita AP, radar militer menunjukkan ada kemungkinan Boeing 777 jet balik arah sebelum menghilang. Kepala angkatan udara Malaysia mengatakan Ahad bahwa mereka juga masih menyelidiki empat penumpang dengan identifikasi yang mencurigakan.
Pemerintah Malaysia telah berkomunikasi dengan badan anti terorisme atas kemungkinan tindak teror di dalam pesawat nahas tersebut. Data penumpang mencurigakan sebelumnya muncul ketika Malaysia Airlines merilis 227 nama-nama penumpang yang tercatat berada dalam pesawat dan berserta 12 awak pesawatnya.
Di antara nama tersebut, ternyata ada dua nama yang mengaku tidak ikut dalam penerbangan. Diantaranya warga Austria yang mengaku aman dan tidak pernah mendaftarkan diri dalam penerbangan Boeing B777-200 tujuan Beijing-Kuala Lumpur.
Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Austria, Martin Weiss seperti dikutip dari CNN mengatakan passport warganya yang bernama Christian Kozel telah hilang dua tahun lalu. Satu nama lagi yaitu Luigi Maraldi, warga negara Italia yang berada dalam daftar namun tidak berada dalam pesawat.
Pada Sabtu lalu, pihak kepolisian mengabarkan pada keluarganya bahwa Luigi hilang dalam pesawat. Namun sang ayah mengatakan anaknya tidak sedang bepergian dan passportnya hilang pada Agustus lalu. Kedua passport ini dikabarkan hilang di Thailand. Sementara dua identitas mencurigakan lain masih belum dirilis. Setidaknya pihak keamanan mencocokan dua dokumen yang dicuri itu dimiliki oleh dua orang misterius yang ada di pesawat.
Kemungkinan ini memunculkan indikasi terorisme. Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan bahwa pihak berwenang sedang melihat dua kasus yang lebih mungkin identitas yang mencurigakan. Dia mengatakan badan-badan intelijen Malaysia telah dikontak, termasuk rekan-rekan internasional mereka, termasuk FBI. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Empat nama itu ada dalam genggaman saya dan telah diberikan kepada badan-badan intelijen,’’ katanya. "Kami akan melihat segala kemungkinan,’’ tambahnya lagi.
Paspor yang dicuri dan tiba-tiba muncul dalam pesawat, menurut para ahli memperkuat kekhawatiran adanya teroris. Militan Al-Qaida dilaporkan telah menggunakan taktik serupa untuk mencoba dan menyamarkan identitas mereka. Apalagi, BBC telah mengonfirmasi bahwa dua pemegang passport ini membeli tiket di tempat yang sama.
Pihak berwenang AS mengatakan pada CNN bahwa ada kemungkinan passport sudah dipindahtangankan. Sumber dari pihak berwenang mengatakan agen FBI telah dikirimkan untuk melakukan investigasi. Hingga kini, pencarian masih dimaksimalkan. Sebanyak 22 pesawat dan 40 kapal telah dikerahkan ke daerah tidak hanya oleh Malaysia tapi juga Thailand, Singapura, Indonesia, Cina dan Amerika Serikat.
Hingga saat ini, pesawat diperkirakan hilang di daerah dengan slicks minyak di Teluk Thailand, sekitar 90 km sebelah selatan dari Tho Chu Pulau Vietnam (daerah yang sama di mana pesawat menghilang dari radar Sabtu pagi).
Malaysia Airline sendiri memiliki catatan keamanan yang baik dalam penerbangan, sama halnya seperti Boeing 777, yang tidak punya kecelakaan yang fatal dalam sejarah 19 tahun penerbangan. Hingga sebuah pesawat Boeing 777 milik Asiana Airlines jatuh Juli lalu di San Francisco dan menewaskan tiga penumpang yang semua remaja Cina.