REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Jason Middleton, kepala Universitas New South Wales School of Aviation, Sidney mengatakan ada kemungkinan hilangnya Malaysia Airlines adalah bentuk dari tindak terorisme. ‘"Anda sedang melihat beberapa hal yang sangat tak terduga dan bisa jadi ada orang yang berpikiran buruk dan menempatkan satu bom atau melumpuhkan langsung pilotnya,’’ kata Middleton.
"Dengan dua paspor dicuri, Anda harus curiga bahwa itulah salah satu opsi yang mungkin,’’ tambahnya.
Tapi Clive Williams, seorang ahli anti-terorisme di Australia Macquarie University dan seorang mantan perwira intelijen militer mengatakan ia meragukan dua paspor dicuri kapal pesawat itu berkaitan dengan terorisme. Data Interpol terakhir menunjukkan ada 39 juta hilang atau dicuri paspor dilaporkan pada Desember 2013.
Tom Fuentes, mantan pejabat FBI juga mengatakan telah diberitahu oleh Interpol, passport milik Luigi berada dalam daftar hilang sementara passport milik warga Kozel tidak. ''Selain itu, ada 39 juta passport lagi yang dilaporkan hilang pada waktu yang sama,'' kata Tom.
"Setiap pesawat sebesar itu di Asia akan membawa beberapa orang dengan paspor palsu,’’ katanya. ‘’Ketika Anda berpikir tentang jumlah paspor yang telah dicuri atau hilang di seluruh dunia itu bisa saja terkait tapi mungkin tidak juga,’’ tambahnya.