Senin 10 Mar 2014 15:55 WIB

Ulama Syiah Saudi Tolak Kekerasan

Syiah dan Sunni
Syiah dan Sunni

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ulama Syiah Arab Saudi pada Ahad (9/3), menyatakan menentang gerakan bersenjata melawan pemerintah di kerajaan  yang dikuasai Sunni tersebut. Hal tersebut seiring dengan kemunculan kekerasan sporadis di kawasan timur negara itu, yang dominasi Syiah.

Unjuk rasa di provinsi Timur, tempat sebagian besar dari dua juta warga Syiah kerajaan itu tinggal, meletus secara bersamaan dengan gerakan serupa di negara tetangganya, Bahrain, pada 2011.

Gerakan itu berubah menjadi kekerasan pada 2012 dan bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa telah menewaskan 24 orang, termasuk sedikit-dikitnya empat polisi.

Sepuluh ulama berpengaruh dari Provinsi Timur mengatakan dalam pernyataan yang diterima AFP bahwa menggunakan kekerasan dan senjata untuk melawan negara ditolak dan dikutuk .

Ulama yang menandatangani pernyataan itu termasuk diantaranya adalah Hassan al-Saffar yang dikenal atas perannya sebagai mediator antara demonstran dan otoritas Syiah di masa lalu.

Pernyataan itu muncul setelah beberapa pertemuan antara Khalid al-Safyan, Gubernur Qatif di Provinsi Timur, dan sejumlah pejabat Syiah yang mencoba dan meredakan ketegangan yang telah memanas di kawasan timur yang kaya minyak, kata pegiat.

Hal ini juga terjadi setelah Arab Saudi pada Jumat menerbitkan sebuah daftar yang merujuk pada kelompok "teror", termasuk kelompok kelompok gerilyawan Syiah, Hizbullah Saudi, dan gerilyawan Huthi Syiah di negara tetangga Yaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement