REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan belum memastikan untuk menurunkan tim intelijen guna mencari korban Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang pada Sabtu (8/3).
"Sementara ini belum sampai ke situ, korbannya belum ditemukan, sampai ditemukan dulu yang penting dicari dulu dan ditolong dulu. Baru kita akan menindaklanjutinya," kata Menkopolhukam Djoko Suyanto usai penandatanganan nota kesepahaman antara Komisi Kepolisian Nasional dengan sejumlah universitas dan lembaga komisi negara di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Senin.
Untuk pengiriman tim intelijen, lanjut Djoko, sampai saat ini belum ada informasi dari Kedutaaan RI di Malaysia dan otoritas Malaysia, tetapi koordinasi tetap dilakukan. "Kedutaan kita juga akan menampung keluarga korban yang berkunjung ke Malaysia dalam rangka menunggu kepastian pencarian," katanya.
Terkait dugaan aksi teror, Djoko mengatakan belum ada indikasi ke arah sana dalam hilangnya pesawat tersebut. "Saya sekali lagi menegaskan, institusi negara belum boleh memberikan 'statement' (pernyataan) sebelum semuanya jelas," katanya.
Selain itu, terkait dugaan pencurian paspor, dia juga menyerahkan kepada otoritas Malaysia. "Yang penting fokusnya mencari dan menolong, sekali lagi saya tidak bisa berkomentar di luar itu," katanya.
Pemerintah juga telah mengirimkan bantuan lima KRI, satu pesawat TNI AL, satu pesawat TNI AU dan dua kapal Basarnas. "Sudah dikirim, yang kapal laut dua sudah di sana, dua 'on the way' sekarang," katanya.
Saat ini, dia menjelaskan, patroli maritim sedang dipersiapkan untuk bersama mencari bantuan dan pertolongan.
Bantuan tersebut dikirim, lanjut dia, karena sudah ada permintaan dari otoritas Malaysia dan sudah berkoordinasi. "Tiap tahun sudah ada latihan bersama, sehingga bisa lebih mudah. Panglima armada sudah ada koordinasi dan komunikasi. Ini kan di laut yang luas sehingga memerlukan negara manapun untuk kasus-kasus seperti ini wajib kita membantu", katanya.
Sebelumnya, tim Disaster Victim Identification Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri telah melakukan pemeriksaan antemortem terhadap keluarga korban WNI yang berada dalam pesawat yang hilang itu. Terdapat tujuh penumpang WNI, di antaranya Firman Siregar (25), Lo Sugianto (47), Indra Suria Tanurisam (57), Chynthya Tio Vinny (47) dan Willy Surijanto Wang (53) serta dua orang terdaftar dengan nama Ferry Indra Suadaya masing-masing berusia 42 dan 35 tahun. Pesawat Malaysia Airlines hilang dalam penerbangan dari Kualalumpur Malaysia, ke Beijing China dengan membawa 239 penumpang dan awak dan sampai saat ini belum ditemukan.