REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Kabar menghilangnya pesawat Malaysian Airiline secara tiba-tiba ini kembali mengingatkan pada kejadian hilangnya pesawat Air France yang meledak di Atlantik Selatan pada 1 Juni 2009. Dalam musibah itu semua penumpangnya yang berjumlah 228 orang tewas.
John Goglia,mantan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS, lembaga yang ikut menyelidiki kecelakan tersebut mengatakan fakta tidak adanya laporan gangguan pada pesawat mengindikasikan kemungkinan pesawat Malaysian Airline mengalami ledakan dekompresi atau hancur karena ada salah satu alatnya yang meledak.
"Pasti kejadiannya sangat cepat karena tidak ada komunikasi sama sekali,” kata Goglia, baru-baru ini.
Namun menurutnya identitas penumpang palsu menjadi sesuatu yang sangat mencurigakan dan hal itu mencuatkan kecurigaan bagaimana mereka bisa melewati pos pemeriksaan.
Dari data Interpol diketahui ada lebih dari 39 juta dokumen perjalanan yang hilang atau dicuri dari 166 negara. Sistem Interpol memungkinkan imigrasi, penjaga perbatasan memeriksa validitas dari dokumen yang diduga hilang dalam waktu hanya beberapa detik saja.
Sejauh ini belum ada komentar resmi dari organisan yang berwenang mengenai hal ini.