Senin 10 Mar 2014 17:48 WIB

Malaysia Aktifkan Unit Kontra-Teroris dan Gandeng FBI

Kerabat penumpang pesawat MH 370 Malaysia Airlines, menanti informasi terkait nasib keluarga mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur,  Sepang, Sabtu (8/3).
Foto: AP/Lai Seng Sin
Kerabat penumpang pesawat MH 370 Malaysia Airlines, menanti informasi terkait nasib keluarga mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Sabtu (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Otoritas Malaysia sampai saat ini masih  belum menegaskan kalau serangan terorisme berada dibalik hilangnya pesawat milik maskapai nasional mereka. Namun penyelidik dari Malaysia hingga  kini masih terus memeriksa identitas dari empat penumpang dalam pesawat Malaysian Airlines yang hilang.

Menurut Hussein, Menteri Pertahanan Malaysia, dirinya telah mengaktifkan unit kontra-terorisme dan menghubungi lembaga intelejen internasional termasuk FBI.

"Keempat nama penumpang itu sudah saya pegang, dan saya juga telah menyebarkannya di kalangan lembaga internasional dan meminta bantuan dari lembaga intelejen internasional,” kata Hussein kepada Pers di Malaysia, baru-baru ini.

Mengacu manifest Malaysian airlines, diketahui ada dua penumpang Eropa yakni warga negara Austria bernama Christian Kozel dan warga Italia bernama Luigi Maraldi. Namun Juru bicara Menteri Luar Negeri di Vienna mengatakan, kalau laki-laki itu berada di rumahnya. Dari  pihak kedutaan diketahui kalau paspor tersebut berstatus dicuri dua tahun lalu ketika dia bepergian ke Thailand.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Italia di Roma mengatakan tidak ada warganya di dalam pesawat Malaysian Airlines. Menurut pihak keluarga, paspor atas nama Luigi Maraldi juga dilaporkan dicuri di Thailand pada tahun 2013 lalu.

Atas konfirmasi ini Menteri Transportasi Malaysia, Hishamuddin mengatakan pihaknya sudah menerima konfirmasi tersebut dan saat ini pihaknya tengah memeriksa identitas kedua penumpang lain yang dicurigai.

Menurutnya penyelidikan akan melihat segala kemungkinan yang ada dan seluruh manifest penumpang yang telah dipublikasikan oleh Malaysian Airline. “Kami sedang melihat kemungkinan pesawat berbalik arah, dalam hal ini, lokasi yang berbeda juga akan kami diidentifikasi, "katanya.

Surat kabar China, Xiamen Daily melaporkan salah satu penumpang yang seharusnya berada di pesawat tersebut berdasarkan catatan  manifest penerbangan Malaysian Airline, diketahui berada dirumah di China. Nama di paspor dan nomor paspornya berlainan berdasarkan Koran tersebut.

Sejauh ini belum ada konfirmasi dan tanda-tanda mengenai keberadaan pesawat maupun reruntuhan pesawat yang ditemukan. operasi pencarian terus berlanjut sampai malam hari kata seorang pejabat.

"Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, seorang spesialis manajemen pemulihan bencana dari Atlanta, Amerika Serikat, akan membantu Malaysia Airlines dalam waktu yang sangat penting ini," kata perusahaan penerbangan itu dalam sebuah pernyataan.

sumber : abc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement