REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pengolahan limbah air kotor saat ini biasanya dilakukan dengan menghabiskan energi. Tapi, sebenarnya limbah itu sendiri mengandung energi yang cukup besar.
Sejumlah ilmuwan saat ini tengah meneliti cara memanfaatkan energi yang tersimpan dalam limbah tersebut. Menurut mereka, dari limbah bisa dihasilkan hidrogen, metanol dan zat-zat kimia berharga lainnya. Dengan kata lain, bisa membangkitkan energi dari limbah manusia.
Tom Curtis, seorang profesor bidang teknik lingkungan di Newcastle University, Inggris, menyatakan bahwa dalam tiap 1 meter kubik air limbah terdapat sekitar 7.600 kilojoule energi, sedangkan untuk mengolah 1 meter kubik air limbah biasanya diperlukan 1.800 kilojoule.
Dalam proses pengolahan air limbah, biasanya limbah tersebut dipanaskan, dicerna secara anaerob (tanpa oksigen), kemudian proses tersebut menghasilkan gas metana yang nantinya akan digunakan sebagai gas alam.
Namun, Curtis tengah mengembangkan metode baru dengan teknologi sel bahan bakar mikroba (microbial fuel cell). Dengan menggunakan sedikit energi untuk membantu teknologi tersebut, bisa dihasilkan gas hidrogen, yang enam kali lipat lebih berharga dibanding metana. Sel bahan bakar adalah alat yang bisa mengubah bahan bakar menjadi listrik.
"Ini baru awalnya. Kalau anda bisa memproduksi hidrogen, anda bisa memproduksi hal-hal lain...bila anda menggunakan katalis-katalis tertentu dan karbon dioksida, anda bisa mendapatkan asetat atau metanol atau bahkan produk-produk lain yang lebih berharga lagi," ucapnya, baru-baru ini.
Curtis mengaku bahwa dalam teori pengolahan limbah dengan cara tersebut juga menghemat biaya.
Selain digunakan sebagai sumber energi, limbah juga bisa digunakan sebagai pupuk, tambahnya.
Saat ini, percobaan terkait teknologi tersebut telah dilakukan dengan menggunakan air limbah sungguhan di Newcastle, Inggris, yang memiliki suhu rendah. Dalam percobaan tersebut dihasilkan pemulihan energi sebanyak 70 persen, namun tahun depan para ilmuwan yang terlibat berharap mendapatkan 100 hingga 120 persen energi.
Menurut Curtis, cara ini bisa diterapkan di berbagai kota, termasuk kota-kota Australia. Namun, memang prosesnya cukup rumit dan masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Untuk sel-sel bahan bakar, anda butuh gabungan teknik kimia dan teknik listrik yang baik, ekologi mikroba yang baik, teknik biologis dan teknik lingkungan yang amat baik. Namun, bila para ilmuwan dan ahli teknik dan para penerap bekerja baik, saya rasa itu mungkin," ucapnya.
Hidrogen yang dihasilkan bisa diubah menjadi listrik di tempat dihasilkannya, tapi bisa juga diubah menjadi zat lain atau dikirim ke tempat lain.
Curtis menyatakan bahwa penelitian dirinya dan rekan-rekannya didukung oleh perusahaan air lokal di tempatnya, dan juga Dewan Penelitian Ilmu Fisika dan Teknik Inggris Raya, yang memberikan dukungan jutaan poundsterling.