Rabu 12 Mar 2014 08:30 WIB

Perdana Menteri Libya Digulingkan Parlemen

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Mansyur Faqih
Ali Zeidan
Foto: EPA/Guido Montani
Ali Zeidan

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Parlemen Libya telah memaksa Perdana Menteri Ali Zeidan untuk menyerahkan jabatannya dalam sebuah mosi tidak percaya. Langkah ini didorong krisis pekan ini ketika kelompok milisi mengendalikan Pelabuhan Timur menentang otoritas Tripoli dengan mencoba untuk menjual minyak di sana.

Dilansir dari the Guardian, Rabu (12/3), parlemen menunjuk sementara Menteri Pertahanan Libya untuk merangkap jabatan sebagai perdana menteri sampai akhirnya pengganti Ali ditemukan. Mosi tidak percaya ini menyusul kebuntuan antara pemerintah pusat di Tripoli dan milisi terkuat di timur negara itu.

Kelompok milisi menguasai pelabuhan penting di al-Sidra yang memicu krisis selama tiga hari. Mereka mencoba menjual minyak ke kapal tanker berbendera Korea Utara yang telah merapat tanpa izin pemerintah.

Mosi tidak percaya ini menimbulkan potensi konflik bersenjata. Karena sebagian politisi Libya di parlemen didukung kelompok milisi dan mereka tidak menerima penggulingan Ali. Parlemen yang awalnya berjumlah 200 orang telah berkurang hingga 180 anggota karena pengunduran diri dan pemecatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement