REPUBLIKA.CO.ID, JEPANG-- The Bank of Japan (BoJ) mengumumkan nilai ekspor awal tahun ini tidak mengalami peningkatan, seperti diberitakan BBC News kemarin. Hasil tersebut terlihat dari data bank hingga Februari kemarin.
Permintaan eksternal mengecewakan bagi perubahan nilai ekspor. Namun bank yakin ekspansi di dalam negeri mampu membantu menjaga pertumbuhan ekonomi. Data terbaru menunjukkan produksi industri meningkat sebesar 4% pada Januari. Hal ini menandakan adanya peningkatan kegiatan pabrik untuk bulan kedua berturut-turut.
Tetapi ada kekhawatiran bahwa permintaan domestik dan belanja konsumen akan memperlambat turun pada bulan depan. Pada 1 April pemerintah akan meningkatkan pajak penjualan negara menjadi delapan persen yang saat ini sebesar lima persen.
Hasil pemeriksaan atas ekspor, serta kepercayaan pada pertumbuhan domestik, berasal dari akhir pertemuan bulanan bank sentral pada kebijakan moneter. Pada pertemuan tersebut, bank sentral mempertahankan janjinya untuk memperluas basis moneter sebesar 60 triliun yen per tahun.
Pada pertemuan terakhir bank sentral negara menandai ulang tahun ketiga bencana nuklir Fukushima. Jepang sekarang mengimpor lebih dari 90% energi dari luar negeri dan yen Jepang yang lemah.
Hal ini menandakan negara ini memiliki biaya energi yang tinggi. Sehingga mengakibatkan pelebaran terus menerus terhadap defisit perdagangan.