REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki kembali memanas oleh bentrokan antara para pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian yang terjadi di berbagai kota. Bentrokan ini terjadi menyusul tewasnya anak laki-laki berusia 15 tahun, Berkin Elvan.
Ia tewas setelah mengalami koma ketika terjebak dalam kisruh demonstrasi anti-pemerintah antara aparat kepolisian dan pengunjuk rasa pada musim panas lalu. Elvan koma setelah menjadi korban pemukulan menggunakan tabung gas air mata di bagian kepalanya.
Dilansir dari Reuters, aparat kepolisian pun melepaskan water cannon dan gas air mata ke arah ribuan pengunjuk rasa. Kerusuhan ini menambah tekanan bagi Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan setelah dilanda skandal korupsi.
Aksi unjuk rasa yang terjadi di Istanbul dan Ankara ini telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir sebagai bentuk reaksi atas kediktatoran Erdogan mengatasi skandal korupsi. Tak hanya itu, mereka juga berunjuk rasa menentang undang-undang pembatasan internet.
Ribuan demonstran yang berkumpul di alun-alun Kizilay pun meneriakkan 'Pemerintahan Erdogan, pemerintahan korupsi. Mundur, mundur.' Setelah itu, aparat keamanan mengejar para pengunjuk rasa di jalanan di mana kerusuhan terjadi