REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Taman Nyerimilang, yang terletak di kawasan danau di Gippsland, negara bagian Victoria, Australia, saat ini merupakan tempat wisata yang dikenal karena keindahan alamnya.
Taman seluas 250 hektare tersebut dibangun tahun 1894 oleh Frank Stuart, seorang pengusaha dari Kota Melbourne.
Taman Nyerimilang dahulu digunakan sebagai rumah berlibur oleh Stuart.
Dari gedung tersebut, terlihat pemandangan indah danau-danau Gippsland. Memang banyak rumah-rumah liburan yang berada dekat danau-danau tersebut.
Kata 'Nyerimilang' berasal dari bahasa bumiputera Aborigin yang berarti 'rangkaian danau'.
Saat Stuart meninggal, properti tersebut diwariskan ke anaknya, yang kemudian tinggal dan bekerja di rumah tersebut pada tahun 1920an.
Taman tersebut kemudian diserahkan ke gereja Church of England pada tahun 1930. Kemudian, bergonta-ganti pemilik hingga akhirnya dibeli oleh pemerintah Victoria pada tahun 1976.
Kemudian, pemerintah merestorasi taman tersebut dan dibuka untuk masyarakat luas.
Gaya hidup keluarga Stuart dahulu cukup feodal. Keluarga tersebut memiliki sejumlah pelayan, dan keluarga pelayan yang hidup sebagai petani itu tinggal di sebuah gubuk kecil dengan empat kamar, yang terletak beberapa ratus meter dari rumah utama.
Sang petani diperbolehkan memancing di danau-danau Gippsland. "Namun, apapun hasil tangkapan pertama harus diserahkan ke keluarga Stuart," cerita Ian Ashcroft, dari kelompok Friends of Nyerimilang Park.