Rabu 12 Mar 2014 20:50 WIB

Diprotes Seniman, Ketua Sydney Biennale Mundur

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Setelah diprotes sejumlah seniman, akhirnya Luca Belgiorno-Nettis, ketua pagelaran seni luar ruang terbesar di Australia, Sydney Biennale, mundur dari jabatannya.

Namun, Belgiorno-Nettis dan keluarganya menyatakan kecewa dan sakit hati karena perusahaan mereka, Transfield Holdings, yang telah puluhan tahun mensponsori Sydney Biennale, dikritik terkait penanganan pusat detensi pencari suaka.

Keluarga tersebut mengaku merasa sakit hati karena dituduh menjalankan 'kamp konsentrasi', yaitu pusat detensi di Pulau Manus, Papua Nugini, melalui perusahaan Transfield Holdings.

Setelah sekelompok seniman mundur dari pameran sebagai bentuk tindakan protes terhadap sponsor Transfield Holdings, Belgiorno-Nettis akhirnya melepaskan jabatannya sebagai ketua Biennale hari Jumat (7/3/2014) lalu.

Sebanyak sembilan seniman menyatakan akan memboikot acara itu kecuali Biennale memutuskan hubungan dengan Transfield Holdings.

Transfield Holdings adalah perusahaan induk yang memenangkan kontrak dari pemerintah Australia untuk menyediakan fasilitas bagi pusat detensi pulau Manus, yang oleh sebagian orang dianggap tidak manusiawi dalam menangani pencari suaka.

"Saya tak punya pilihan [selain mundur], karena saya sangat dekat dengan Transfield," jelas Belgiorno-Nettis, "Itu perusahaan keluarga. Sedangkan para aktivis itu ingin adanya pemisahan total dari Transfield. Saya rasa itu tak bisa terjadi bila saya masih menjadi ketua."

Menurutnya, meskipun ia dan saudaranya Guido dulu merupakan direktur Transfield Services, saat ini mereka tak lagi terlibat.

"Perusahaan itu menjalankan fasilitas. Mereka menangani katering, layanan teknis, listrik. Pengamanan juga, tapi layanan dasar. Dan mereka tengah berusaha memperbaiki kualitas layanan tersebut," ucap Belgiorno-Nettis.

Gabrielle de Vietri, yang bertindak sebagai juru bicara para seniman, berkata bahwa para seniman merasa amat prihatin tentang apa yang terjadi dengan para pencari suaka di pusat-pusat detensi Australia. 

"Hubungan antara detensi wajib dan keterlibatan melalui Transfield Holdings terlalu besar," nyatanya.

Para seniman mengancam akan menargetkan organisasi-organisasi seni besar lain yang mendapat uang dari Transfield, termasuk Museum Seni Kontemporer.

Belgiorno-Nettis juga menjadi sasaran kampanye media sosial internet  terkait pusat detensi.

Ayahnya, Franco, merupakan pemrakarsa acara Biennale pada tahun 1973. Keluarganya telah menyumbang jutaan dollar untuk acara tersebut. Tahun ini, sumbangan mereka sebesar 600.000 dollar sebagai bagian dari anggaran total sebesar 10 juta dollar.

Sydney Biennale adalah acara seni luar ruangan terbesar di Australia. Acara ini akan berlangsung selama tiga bulan dan akan dibuka minggu depan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement