REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Para pejabat Malaysia membantah tuduhan bahwa mereka memberikan informasi yang tidak konsisten mengenai hilangnya pesawat jet dengan 239 penumpang di dalamnya, sementara pencarian pesawat memasuki hari kelima.
Menteri Transportasi Hishammuddin Tun Husein mengatakan Malaysia sedang menangani peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan melakukan apa saja untuk menemukan pesawat Boeing 777 miliki Malaysia Airlines yang hilang hari Sabtu llau itu.
Seperti dilansir voanews.com, pada konferensi pers, Rabu (12/3), Menteri Hishammuddin Tun Husein mengatakan, 42 kapal dan 39 pesawat udara dari 12 negara hingga sejauh ini tidak menemukan apa-apa dalam pencarian mereka, yang kini melebar hingga sejauh 50.000 kilometer.
Ia mengatakan, fokus pencarian saat ini adalah Laut China Selatan, di mana pesawat itu terakhir kali terlacak pengawas sipil lalu lintas udara, dan Selat Malaka, yang terletak diseberang Semenanjung Malaysia dan beberapa ratus kilometer jauhnya.
Sebelumnya hari Rabu, militer Malaysia mengubah pernyataannya bahwa mereka melacak terakhir kali keberadaan pesawat itu di Teluk Malaka, yang merupakan salah satu jalur lintasan kapal paling sibuk di dunia.
Pada sebuah konperensi pers, seorang pejabat militer mengatakan pesawat itu terdeteksi rada pada pukul 2.15 pagi hari Sabtu waktu setempat sekitar 320 kilometer dari Baratlaut pulau Penang. Tapi pejabat itu mengatakan, ia tidak yakin apakah itu pesawat yang dicari.
Jika pesawat itu sampai ke Selat Malaka, maka itu akan menimbulkan keraguan pada teori bahwa pesawat penumpang tersebut mengalami suatu musibah yang mendadak tidak lama setelah lepas landas yang membuat pilot tidak dapat berkomunikasi dengan pihak berwenang. Pesawat itu hilang dari radar sipil tanpa memberitahu adanya bahaya kira-kira sejam setelah berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing Sabtu pagi, ketika keadaan cuaca tampaknya cerah.