REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR — Kaum perempuan di Aljazair menunjukkan reaksi kemarahan mereka atas komentar yang dibuat oleh Menteri Agama negara itu, Abu Abdullah Gulamullah, pada akhir pekan lalu. Kala itu, sang menteri mengeluarkan pernyataan yang menyiratkan perempuan harus menyesuaikan diri dengan aturan di tempat kerja mereka yang melarang jilbab.
Dilansir World Bulletin, Rabu (12/3), Gulamullah pada Ahad (9/3) lalu mengatakan perempuan semestinya menghormati aturan yang berlaku di tempat kerja mereka, termasuk dalam hal busana. Tak pelak, pernyataan tersebut langsung menuai kemarahan dari kaum hawa di Aljazair.
Bahkan, kritikan juga datang dari Gerakan Masyarakat Perdamaian, salah satu partai politik di negara mayoritas Muslim itu. Mereka menilai komentar Gulamullah tersebut telah meresahkan masyarakat. Organisasi politik lainnya, yakni Partai Kebangkitan Kemerdekaan, pun mengecam pernyataan Gulamullah itu dan meminta agar sang menteri segera bertobat.
Di Aljazair sendiri sebenarnya tidak ada aturan hukum yang melarang wanita mengenakan jilbab saat bekerja. Meskipun begitu, berbagai laporan mengenai adanya wanita yang ditolak bekerja gara-gara berjilbab, sudah menjadi rahasia umum di sana.