REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pertemuan tingkat mendagri Liga Arab dimulai di Marakesh, Maroko, Rabu (12/3). Pertemuan itu untuk membahas pemberantasan terorisme yang dinilai kini mengancam stabilitas kawasan di Timur Tengah.
"Pemberantasan terorisme merupakan agenda utama yang diajukan oleh Mesir dalam pertemuan tingkat mendagri tersebut," kata mendagri Mesir, Mohamed Ibrahim kepada kantor berita MENA, Rabu.
Pertemuan itu diadakan beberapa hari setelah Arab Saudi mengumumkan daftar organisasi teroris. Termasuk di dalamnya beberapa kelompok garis keras seperti Ikhwanul Muslimin.
Selain Arab Saudi, Mesir juga sebelumnya telah menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris dan ditetapkan sebagai organisasi terlarang di negeri piramida itu.
Namun, pendukung Ikhwanul Muslimin terus melancarkan aksi unjuk rasa untuk melawan pemerintah transisi dukungan militer yang dianggap melengserkan Presiden Muhammad Mursi pada Juli tahun lalu setelah setahun berkuasa.
Mursi dan hampir semua pimpinan puncak Ikhwanul Muslimin saat ini diadili atas dakwaan pembunuhan terhadap demonstran oposisi pemerintah saat ia berkuasa.
Para pegiat hak asasi manusia memperkirakan ada lebih dari lima ribu anggota Ikhwanul Muslimin ditahan atas tuduhan mengganggu stabilitas keamanan.
Di sisi lain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memanggil pulang duta besarnya dari Qatar pekan lalu. Mereka menilai negara Teluk itu mendukung Ikhwanul Muslimin. Mesir juga sebelumnya memanggil pulang duta besarnya dari Doha atas tuduhan serupa.