REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia terpaksa menangguhkan operasi pembenihan awan dalam rangka menanggulangi kebakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah.
Pembenihan awan ditangguhkan karena pesawat Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) masih difokuskan pada pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3).
Kepala Sains Atmosfer dan Pembenihan Awan Badan Meteorologi Malaysia, Azhar Ishak mengatakan, rencana pembenihan awan bergantung pada TUDM yang akan memberi informasi kepada pihaknya jika ada pesawat yang bisa digunakan untuk tujuan itu.
"JMM cuma memantau operasi pembenihan awan dan hanya bisa meneruskannya jika ada pesawat yang bisa digunakan apakah dari TUDM atau pihak swasta," kata dia.
Kualitas udara di sejumlah kawasan di Malaysia sendiri semakin memburuk. Kamis (13/3), 13 kawasan tercatat dengan indeks pencemaran udara (IPU) antara 101 hingga 158 yang berarti kualitas udara tidak sehat.
Beberapa kawasan yang mencatat IPU tidak sehat, berdasar laman Departemen Lingkungan Hidup Malaysia adalah Putrajaya, Kuala Lumpur, Selangor, Perak, dan terparah tercatat di Kuala Selangor, Selangor dengan IPU 158.
Pantauan di Kuala Lumpur, gedung-gedung di kawasan tersebut tampak tertutup kabut asap cukup tebal.
Kebakaran lahan terbuka dan hutan yang melanda menyusul cuaca panas dan kering di Malaysia menyebabkan kabut asap di berbagai daerah di negara itu.