Kamis 13 Mar 2014 19:03 WIB

Warga Ukraina Inginkan Solusi Damai

Rep: Alicia Saqina/ Red: Bilal Ramadhan
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Warga Ukraina menginginkan adanya solusi damai demi mengakhiri bergejolaknya krisis di salah satu negara Eropa itu. Warga pun tak memiliki keberpihakan terhadap salah satu negara yang terlibat dalam krisis internasional di Ukraina itu.

Sekretaris III untuk Bidang Komunikasi, Pendidikan, dan Budaya Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, Tetiana Motsyk mengatakan, antara Ukraina dan Rusia saat ini bukan lah untuk saling melawan. Masyarakat Ukraina juga tidak menilai negara lainnya yang terlibat dalam krisis sebagai pihak kontra perdamaian.

"Ini bukan bertanding, seperti Rusia versus Ukraina. Masyarakat membutuhkan solusi yang damai," ujar dia, Kamis (13/3), dalam acara Diskusi Panel Krisis Ukraina dalam Konteks Global, di @America, Jakarta.

Motsyk menjelaskan, tiada hal lain yang dibutuhkan warga Ukraina saat ini, selain solusi nan damai.

Ia menerangkan, agar tak ada penggunaan kekerasan dan tindakan sejenis lainnya dalam penanganan krisis. Sebab, hal itu akan lebih menjamin situasi keamanan di Ukraina.

Ia mengungkapkan, adanya campur tangan kekuasaan militer di Crimea tidak lah membuat situasi menjernih. Adapun pemerintahan Ukraina saat ini ialah pemerintahan yang baru. Pemerintah Ukraina tengah bekerja mengupayakan pencarian solusi terbaik yang merundung negaranya.

"Pemerintah ialah orang-orang baru yang mencoba membangun kembali pemerintahan untuk mencari solusi damai," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam upaya pencarian solusi tersebut, Ukraina turut memandang pandangan dan masukan bijak dunia internasional. ''Crimea dan Ukraina membutuhkan dukungan dari komunitas internasional untuk hentikan bentuk agresi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement