Jumat 14 Mar 2014 09:32 WIB

Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Samudera Hindia?

Samudera Hindia. Lokasi bocornya KM Wijaya
Foto: .
Samudera Hindia. Lokasi bocornya KM Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Gedung Putih, Kamis (13/3), menyatakan pesawat Malaysia Airlines dengan Nomor Penerbangan MH370, yang hilang, mungkin diperluas sampai ke Samudra Hindia berdasarkan informasi baru tapi meyakinkan mengenai pesawat tersebut.

Amerika Serikat dan masyarakat internasional mengikuti semua petunjuk yang mungkin untuk menemukan pesawat yang hilang itu, kata Pejabat Pers Gedung Putih Jay Carney kepada wartawan dalam satu taklimat. "Dan setahu saya, satu potong atau kumpulan informasi yang mungkin --potongan informasi telah mengarah kepada kemungkinan bahwa satu era baru-- daerah pencarian mungkin dibuka di Samudra Hindia," katanya. Ia menambahkan, "Tapi saya tak memiliki perincian lain mengenai itu."

Daerah yang berpotensi sebagai lokasi baru pencarian muncul saat penyelidik terus mencari pesawat tersebut --yang membawa 239 penumpang dan anggota awak, kebanyak warga negara China, dan telah kehilangan kontak sejak Sabtu (8/3).

Para pejabat keselamatan udara AS berada di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, dan bekerjasama secara erat dengan Pemerintah Malaysia mengenai pencarian tersebut, kata Carney. "Ada sejumlah skenario yang sedang diteliti mengenai apa yang terjadi pada pesawat itu, dan, sayangnya, kami saat ini tidak pada posisi untuk membuat kesimpulan mengenai apa yang terjadi," katanya.

Sementara itu beberapa pejabat AS mengatakan kepada ABC News bahwa Amerika Serikat percaya penutupan dua sistem komunikasi di pesawat MH370 milik Malaysia Airlines terjadi secara terpisah. Satu sumber mengatakan itu menunjukkan "pesawat tersebut tidak keluar dari langkit akibat gangguan yang menjadi bencana".

Sistem pelaporan data, kata mereka, ditutup ditutup pada pukul 01.07 waktu setempat. Transponder --yang mengirim lokasi dan ketinggian pesawat-- ditutup pada pukul 01.21 waktu setempat. Itu menunjukkan bahwa itu mungkin adalah tindakan sengaja, kata Konsultan Penerbangan ABC News John Nance.

Para penyelidik AS mengatakan kedua moda komunikasi itu "dimatikan secara sistematis". Itu berarti tim AS "yakin ada campur tangan manusia", kata satu sumber, yang berarti tampaknya itu "bukan kecelakaan atau kerusakan yang menimbulkan bencana yang mengeluarkan pesawat tersebut dari udara".

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement