REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar Rusia untuk PBB mengatakan tidak ingin berperang dengan Ukraina. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Vitaly Churkin menanggapi pertanyaan Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk dalam sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan, seperti dilansir dari BBC.
"Rusia tidak ingin peperangan, begitu juga warga Rusia. Dan saya yakin Ukraina juga tidak menginginkannya. Terlebih lagi, kami tak ingin mengartikan situasi sekarang ini seperti itu. Kami tak ingin memperburuk keadaan," kata Churkin, Jumat (14/3).
Meskipun begitu, Churkin membela Krimea mengadakan referendum untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan Rusia atau Ukraina.
Yatsenyuk sendiri menyebut insiden yang tengah terjadi di negaranya merupakan bentuk agresi dari Rusia. Ia juga menyebut Moskow telah melanggar beberapa perjanjian internasional.
Meskipun begitu, ia berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan damai dan mendesak untuk berdialog dengan Moskow.
Sayangnya, Churkin tidak menanggapi permintaan Yatsenyuk untuk melakukan dialog. Ia pun menuduh Ukraina lah yang menyebabkan negaranya terpecah.
Lanjut Churkin, referendum di Ukraina itu justru terjadi karena adanya kekosongan hukum di negara tersebut. Ia pun mempertanyakan mengapa Krimea tidak dapat memutuskan masa depannya sendiri.
Sementara itu, dalam perkembangan terakhir, satu orang telah tewas dan beberapa orang lainnya terluka akibat bentrokan yang terjadi antara ratusan pendukung Ukraina dan pendukung Rusia di timur Kota Donetsk, Ukraina.
Bentrokan tersebut merupakan insiden terburuk sejak jatuhnya Presiden Viktor Yanukovych. Memanasnya ketegangan di Krimea ini terjadi menjelang referendum di Krimea.