Jumat 14 Mar 2014 22:10 WIB

Vietnam Investasi Besar-Besaran Serap Sapi Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sejumlah perusahaan Vietnam saat ini mengucurkan dana investasi besar-besaran untuk membangun infrastruktur rumah potong hewan (RPH) dan penggemukan sapi guna menyerap sapi impor, termasuk dari Australia. Tahun lalu, satu perusahaan Vietnam saja mengimpor sekitar 36 ribu ekor sapi dari Australia.

Perusahaan-perusahaan Vietnam menghabiskan jutaan dollar untuk bisa menampung kelebihan ternak, dan juga agar bisa memenuhi standar kesejahteraan hewan yang diterapkan Australia (ESCAS).

Ket Phat Thinh (KPT), salah satu perusahaan importir Vietnam, memiliki lima lahan penggemukan dan dua rumah jagal. Saat ini, perusahaan tersebut juga tengah membangun penggemukan lainnya, dengan kapasitas 10.000 ekor.

Tahun lalu, KPT mengimpor sekitar 36 ribu sapi dari Australia. Direkturnya, Hoa, berharap bisa mengimpor lebih banyak lagi tahun ini.

"Baik bagi pasar bila Vietnam bisa menerima 20 ribu ekor sapi tiap bulan dan tersebar sepanjang tahun," komentarnya, "Kita umumnya menargetkan sapi yang langsung bisa kita kirim untuk disembelih. Jadi harus sapi yang gemuk dan kondisinya bagus."

Perusahaannya sudah pernah mengimpor sapi dari negara-negara yang lebih dekat seperti Thailand dan Kamboja, namun saat ini hanya mengimpor sapi Australia.

Selain KPT, banyak perusahaan lain yang juga meningkatkan kualitas fasilitas mereka agar bisa mengimpor ternak Australia.

Di Provinsi Dak Lak, misalnya, ada perusahaan bernama Red Star yang telah menghabiskan sekitar 5 juta dollar Amerika (Rp 57 miliar)  untuk membangun sistem terintegrasi besar, yang di dalamnya termasuk rumah jagal, lahan untuk menanam pakan, dan lahan penggemukan.

Untuk memastikan bahwa sapi yang diimpor dari Australia diperlakukan dengan baik, negara-negara pengimpor harus mematuhi peraturan kesejahteraan hewan yang bernama ESCAS.

Hoa mengaku menemui kesulitan untuk mematuhi peraturan-peraturan Australia tersebut. "Awalnya kita mendapati ESCAS sulit ditangani, dan awalnya kami tak paham. Tapi kita terus berjalan, dan kami dibantu eksporter kami (Wellard)...kami dibantu dan dilatih MLA (Meat and Livestock Australia...Saya rasa ESCAS pantas dilakukan, dan dengan menerapkan ESCAS kualitas daging pun meningkat," ucapnya.

Sapi yang diproses di rumah-rumah jagal KPT diberi kejutan listrik sebelum disembelih. Di salah satu rumah jagal bernama KPT1, yang dikunjungi ABC Rural, ada kamera CCTV untuk memantau staf dan proses penyembelihan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement