Jumat 14 Mar 2014 19:18 WIB

Tiga Tewas dalam Serangan Pisau di Changsha

Rep: Alicia Saqina/ Red: Joko Sadewo
Pisau untuk menusuk, ilustrasi
Foto: PhotoStack
Pisau untuk menusuk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Aksi serangan ‘pisau’ kembali terjadi di Cina. Kali ini akibat aksi penikaman tersebut, setidaknya tiga nyawa melayang.

 

Dikutip dari BBC News Jumat (14/3), aksi serangan pisau itu terjadi Jumat pagi. Insiden penikaman yang telah menghilangkan tiga nyawa itu, tepatnya terjadi di sebuah jalan di Kota Changsha, Provinsi Hunan, Cina Selatan.

 

Media pemerintah Cina mengatakan, aksi penikaman dengan korban tiga warga sipil itu dilakukan oleh pria berpisau. Kepolisian setempat dilaporkan telah menembak mati salah satu pelaku serangan. Namun, terkait insiden tragis Jumat tersebut, belum terungkap motif apa di balik kejadian.

 

''Saya bisa memastikan, bahwa ini bukan lah serangan teror. Insiden ini terjadi di sebuah pasar karena ada perselisihan,'' ujar seorang pejabat di Changsha yang tak mau disebutkan namanya itu kepada kantor berita AFP.

 

Dikutip dari Reuters, Jumat (14/3), salah satu tersangka dalam insiden ini, bekerja sebagai penjual roti di salah satu toko di pasar. Stasiun radio lalulintas di Hunan melaporkan di mikroblog resminya, pelaku pun terlibat selisih paham dan beradu argumen dengan pelanggan.

 

Kantor berita Xinhua mengabarkan, usai peristiwa kepolisian pun mengamankan lokasi kejadian perkara. Selain berada di sebuah pasar di Changsha, lokasi kejadian pun sangat dekat dengan sekolah dasar di Changsha Utara. Ini dilakukan atas dasar keamanan di sekitar wilayah kejadian.

 

Media lokal setempat mengabarkan, selain satu yang ditembak mati, ada juga pelaku yang ditangkap. Sementara, tiga pelaku penikaman lainnya berhasil melarikan diri.

Menurut pemberitaan Reuters, kini pemerintah Cina tengah gelisah atas insiden yang terjadi. Cina sebelumnya diguncang insiden tragis serupa, awal Maret lalu, yang terjadi di Kunming. Dalam kejadian tersebut, 29 orang dinyatakan tewas dan sebanyak 140 lainnya mengalami luka-luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement