REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Sinyal elektronik lemah yang dikirimkan ke satelit dari pesawat Malaysia yang hilang menunjukkan bahwa pesawat tersebut kemungkinan terbang ribuan mil dari jalurnya sebelumnya kehabisan bahan bakar di atas Samudera Hindia, kata seorang sumber yang mengetahui penaksiran resmi Amerika Serikat.
Para penyelidik kian memusatkan perhatian mereka pada kemungkinan tindakan kejahatan.
Bukti menunjukkan bahwa pesawat itu berbalik arah secara tajam dan --dengan sistem komunikasinya yang dimatikan secara sengaja-- melanjutkan terbang selama beberapa jam.
"Apa yang kita bisa katakan adalah kita mencari kemungkinan sabotase, masih ada kemungkinan pembajakan," kata seorang pejabat tinggi kepolisian Malaysia.
Associated Press mengutip pejabat pemerintah Malaysia yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan para penyelidik telah "secara yakin" menyimpulkan bahwa salah satu dari pilot atau orang lainnya yang memiliki pengalaman terbang telah membajak pesawat itu.
Laporan tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya oleh para pejabat di Malaysia. Analisis di Malaysia dan Amerika Serikat tentang pelacakan radar militer serta sinyal yang dideteksi oleh satelit mulai menyatukan gambaran yang luar biasa tentang apa yang mungkin terjadi terhadap pesawat itu setelah kehilangan kontak dengak pengendali lalu lintas udara sipil.
Nasib pesawat Malaysia Airlines dengan penerbangan MH370 serta 239 penumpang dan awaknya telah menjadi misteri sejak hilang di perairan Malaysia kurang dari satu jam setelah terbang pada 8 Maret dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Seorang sumber Amerika Serikat yang mengetahui jalannya penyelidikan mengatakan juga ada pembahasan di kalangan pemerintah AS bahwa menghilangnya pesaat itu kemungkinan terkait dengan aksi pembajakan.
Seorang sumber yang mengetahui data yang diterima pemerintah AS dari hasil penyelidikan mengatakan sinyal-sinyal yang dikirim ke satelit tampak rancu dan ditafsirkan untuk membuat dua analisis berbeda. Sinyal-sinyal elektronik diyakini dikirimkan selama beberapa jam setelah pesawat itu keluar dari radar, kata sumber yang mengetahui data.
Kemungkinan terbesar adalah bahwa setelah terbang ke barat daya, pesawat Boeing 777-200ER itu berputar secara tajam ke selatan, di atas Samudera Hindia. Menurut para pejabat, berdasarkan data yang ada, pesawat tersebut masih terus terbang sampai akhirnya kehilangan bahan bakar dan jatuh ke lautan, tambah sumber itu.