Ahad 16 Mar 2014 14:45 WIB

Muslim Crimea Khawatirkan Hasil Referendum

Rep: Elba Damhuri/ Red: Nidia Zuraya
Krimea
Foto: grid.al
Krimea

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Umat Islam mengaku khawatir atas digelarnya referendum di Crimea pada Ahad (16/3) ini. Mereka takut jika hasil referendum memaksa wilayah otonomi Ukraina itu bergabung dengan Rusia.

"Ini benar-benar akan memojokkan kami lagi," kata satu warga Muslim Crimea di Kiev kepada sejumlah media lokal dan internasional, Sabtu (15/3).

Muslim Crimea, kata dia, memiliki sejarah buruk dengan Rusia di masa lalu ketika masih bernama Uni Soviet. Stalin, sebagai pemimpin besar Soviet pengganti Lenin, melakukan pengusiran besar-besaran kaum Muslim dari Crimea. Stalin juga melakukan genosida di sana.

Referendum Crimea yang berpenduduk mayoritas bangsa Rusia itu digelar hari ini untuk memilih apakah Crimea akan bergabung dengan Rusia atau menjadi negara merdeka. Artinya, Crimea menjadi negara merdeka, lepas dari Ukraina.

Referendum ini ditentang keras Barat dan dianggap ilegal oleh Pemerintah Ukraina berkuasa sekarang. Barat yang dimotori Amerika Serikat (AS) akan menolak segala hasil referendum tersebut.

Muslim Crimea memang bukan penduduk mayoritas. Namun jumlah mereka cukup banyak, sekitar 300 ribu warga. CNN melaporkan, Muslim Crimea akan hidup lebih baik jika jauh dari bayang-bayang Rusia, yang sampai saat ini masih mengesampingkan peran mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement