REPUBLIKA.CO.ID, SAMARRA -- Sekelompok militan yang membawa senjata berat menyerang rumah seorang pemimpin milisi penentang Al Qaida di daerah sebelah utara Baghdad, Ahad (16/3), Kelompok itu membunuh istri, dua putra mereka dan satu orang lain, dalam serangan menjelang fajar tersebut.
Pemimpin milisi setempat Abu Salim tidak sedang berada di rumah pada saat serangan itu. Di mana, serangan itu melibatkan lebih dari selusin kendaraan dan gerilyawan yang membawa senapan mesin berat dan senjata-senjata lain dan mencederai dua putra mudanya.
Serangan itu terjadi di Jilam, sebuah daerah pinggiran kota Samarra yang berpenduduk mayoritas Sunni, dan menewaskan istri Salim, dua putra mereka dan satu wanita, kata seorang kolonel polisi dan seorang perwira lain.
Penyerang kemudian meledakkan bom di sekitar rumah itu, yang mencederai dua putra mereka yang lain yang berusia empat dan lima tahun.
Polisi di sebuah pos pemeriksaan terdekat berusaha membalas serangan itu namun gagal dan meninggalkan lokasi kejadian ketika mereka kehabisan amunisi dan bala bantuan yang mereka panggil tidak datang. Abu Salim adalah pemimpin Sahwa, milisi penentang Al Qaida, untuk daerah Jilam.
Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini.
Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.