Senin 17 Mar 2014 16:49 WIB

Korsel Desak Korut Hentikan Tes Roket

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Persenjataan Korea Utara
Foto: PressTV
Persenjataan Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan mendesak Korea utara menghentikan tindakan provokatifnya meluncurkan uji coba roket. Pernyataan ini disampaikan setelah Korea Utara meluncurkan puluhan roketnya beberapa pekan ini. 

Terutama serangan yang diluncurkan pada Ahad di lepas pantai timur ke Laut Jepang yang mengancam keamanan regional. Dilansir dari CNN, sebanyak 25 rudal jarak pendek diluncurkan sejauh 70 km ke arah laut.

Uji coba ini merupakan serangkaian tembakan roket yang dikritik oleh Seoul dan Washington. Namun, Korut sendiri tidak dilarang menembakan rudal jarak pendeknya di bawah sanksi PBB. 

Rentetan tembakan rudal dan roket yang dilakukan oleh Pyongyang antara Februari dan awal Maret ini dinilai sebagai ungkapan kemarahannya atas kerja sama latihan militer gabungan antara Korsel dan Amerika Serikat. 

"Korut sebaiknya menghentikan tindakan yang memicu ketegangan militer dan membuang bingung para tetangga negaranya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan. 

"Tindakan provokatif ini dibuat tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya, sehingga dapat memicu bahaya terhadap kapal laut dan pesawat yang melintas wilayah itu," tambahnya, seperti dilansir dari AFP. 

Korea Selatan tengah mengawasi pergerakan militer Korut. Juru bicara itu pun menambahkan peluncuran roket masih mungkin dilakukan. "Roket tua itu dikembangkan oleh roket Frog, Rusia. Roket yang ditembakkan pada Ahad itu tercatat lebih banyak dari biasanya," katanya. 

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyerukan Pyongyang untuk menahan diri dari tindakan provokatif. "Sekali lagi kami menyerukan kepada Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan provokatif yang memperburuk keadaan," kata juru bicara Jen Psaki. 

Korsel dan Amerika sendiri telah bekerja sama dalam latihan militer yang berlangsung pada akhir Februari hingga pertengahan April nanti. Korut menilai latihan bersama yang digelar itu merupakan latihan invasi. Namun, Seoul dan Washington menegaskan latihan tersebut murni latihan pertahanan. 

Tak hanya meluncurkan roketnya, Jumat kemarin, Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara melanjutkan ancaman nuklirnya menghadapi permusuhan dengan AS. Kementerian Pertahanan Seoul pun mengatakan tak ada tanda-tanda uji coba nuklir oleh Korut yang telah diuji coba pada 2006, 2009, dan tahun lalu.

Sementara itu menurut kantor berita KCNA, Kim Jong-un melakukan latihan penerbangan dengan angkatan udara. Kim pun memuji kesiapan dan semangat mereka dalam pertempuran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement