Senin 17 Mar 2014 17:53 WIB

Angkatan Laut AS Rebut Kapal Tanker Berbendera Korut

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
Libya
Foto: [ist]
Libya

REPUBLIKA.CO.ID, PENTAGON -- Angkatan Laut Amerika Serikat mengklaim telah mengambil alih kapal tanker berbendera Korea Utara yang berhasil lolos dari blokade angkatan laut Libya. Langkah tersebut dilakukan atas permintaan pemerintah Libya dan Siprus.

Dikutip dari Al Arabiya, dalam penggerebekan, Pentagon menyatakan telah menahan tiga orang Libya bersenjata. Sekertaris pers Pentagon John Kirby mengatakan, tidak ada yang terluka ketika pasukan AS mengambil alih kapal. Operasi berlangsung pada Ahad (16/3) malam, di perairan Mediterania lepas pantai Siprus.

"Pasukan naik dan mengambil alih kapal tanker komersial Morning Glory, sebelumnya kapal tersebut dikuasai oleh tiga Libya bersenjata awal bulan ini," katanya seperti dilansir USA Today.

Kapal kargo tersebut kini berlayar kembali ke Libya di bawah kendali Angkatan Laut AS dengan pengawalan dari kapal USS Stout (DDG-55). Kirby mengatakan, tim dari AL AS naik ke kargo minyak dari kapal perusak dengan peluru kendali USS Roosevelt (DDG-80). 

Laporan media awal pekan ini menunjukkan, kapal berbendera Korea Utara itu memuat 200 ribu barel minyak. Pelabuhan saat ini berada di bawah kendali pasukan pemberontak Libya Timur. Mereka meminta otonomi lebih pada pemerintah Libya yang menguasai fasilitas minyak penting.

ABC News melaporkan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengeluarkan pernyataan pada Ahad lalu, bahwa AS sangat prihatin dengan laporan lolosnya kapal Morning Glory. Tindakan pemberontak menurutnya bertentangan dengan hukum dan merupakan pencurian dari rakyat Libya.

Selama ini Perusahaan Minyak Nasional Libya memiliki mitra kerja sama, termasuk perusahaan AS. Penjualan minyak tanpa otorisasi dari pihak berwenang, membuat pembeli berisiko terkena tanggung jawab perdata, denda dan sanksi lain.

Sabtu (8/3), kapal tanker berbendera Korea Utara meninggalkan Pelabuhan Sidra dengan mengangkut minyak dari pemberontak. Kapal Morning Glory, dilaporkan mengangkut sedikitnya 234 ribu barel minyak mentah. Kapal berhasil dicegat oleh Angkatan Laut Libya, pada Senin (10/3). 

Namun, kapal berhasil lolos ke perairan internasional sehari kemudian. Peristiwa lolosnya kapal tanker dari blokade Angkatan Laut Libya, memicu kemarahan parlemen. Parlemen Libya kemudian menggulingkan Perdana Menteri Ali Zeidan, dalam pemungutan suara yang digelar Selasa (11/3).

Parlemen menganggap pemerintah telah gagal menghentikan para pemberontak.Kini kekhawatiran muncul, bahwa Libya bisa terseret ke dalam perang saudara di antara faksi Libya timur dan barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement