REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah memulai pencarian pesawat Malaysia Airlines di wilayahnya dalam koridor wilayah utara. Pencarian penerbangan MH370 ini telah diperluas menjadi dua koridor udara yang sangat luas, yakni utara dan selatan berdasarkan lokasi terakhir pesawat yang diketahui.
Dilansir dari BBC, Cina mengatakan hingga kini masih belum ditemukannya bukti-bukti teror di dalam pesawat itu. Malaysia sendiri mengatakan pesawat tersebut secara sengaja telah dialihkan dan bisa saja terbang ke arah utara maupun selatan dari posisi terakhir yang diketahui, yakni di Selat Malaka. Sehingga upaya pencarian pun difokuskan ke dalam dua koridor wilayah.
Koridor utara yakni membentang dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan hingga Thailand Utara. Sedangkan koridor selatan meliputi wilayah Indonesia hingga Samudera Hindia.
Para penyelidik pun mencari kemungkinan awak pesawat atau penumpang lainnya di pesawat itu terlibat dalam hilangnya pesawat MAS. Dalam penerbangan itu, sebanyak 153 penumpangnya merupakan warga negara Cina.
Sedangkan berdasarkan pemeriksaan latar belakang yang disampaikan oleh Duta Besar Cina untuk Malaysia Huang Huikang, tidak ditemukan bukti bahwa para penumpang Cina tersebut terlibat dalam pembajakan atau serangan teror.
Sementara itu, kapal angkatan laut AS USS Kidd berhenti melakukan pencarian pesawat MAS. Menurut pejabat AS, wilayah pencarian yang diperluas berarti lebih membutuhkan pesawat patroli jarak jauh.
Langkah ini diambil setelah berkonsultasi dengan pemerintah Malaysia. "USS Kidd telah melakukan pencarian di Laut Andaman tetapi tidak menemukan jejak-jejak maupun puing-puing pesawat," tambahnya.
Amerika Serikat pun mengatakan untuk melanjutkan pencarian, pihaknya menggunakan pesawat patroli, termasuk P-8A Poseidon dan P-3C Orion. Sedangkan P-8 mengambil bagian dalam upaya pencarian di koridor selatan.
Para pejabat AS mengatakan Menteri Pertahanan Chuck Hagel berbicara kepada Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein dan menyatakan komitmen penuhnya untuk melakukan pencarian di wilayah selatan di Samudera Hindia. Pencarian pesawat yang hilang pada 8 Maret bersama dengan 239 penumpang ini melibatkan 26 negara.