Selasa 18 Mar 2014 14:36 WIB

Iran Gagalkan Sabotase Reaktor Nuklirnya

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Salah Bushehr, tempat pengolahan nuklir Iran.
Foto: AP
Salah Bushehr, tempat pengolahan nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Iran menyatakan, berhasil menggagalkan upaya sabotase reaktor Arak, pada Senin (17/3). Selama ini Barat menuduh reaktor Arak sebagai sumber potensial produksi plutonium untuk bom nuklir.

Wakil Kepala Perlindungan dan Keamanan Nuklir di Organisasi Energi Atom Iran, Asghar Zarean, mengatakan insiden merupakan satu dari sejumlah serangan terhadap reaktor tersebut. Kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan pihak berwenang berhasil menggagalkan kembali sabotas dalam beberapa bulan terakhir.

Tapi Zarean tak menyebutkan nama target serangan lain atau siapa dibalik serangan itu.Iran di masa lalu kerap menuduh musuh Barat dan Israel, yang melakukan sabotase terhadap perogram nuklirnya. Iran juga menuduh musuh-musuhnya membunuh sejumlah ilmuan nuklir Iran.

Selama ini Amerika Serikat dan sekutunya menentang program nuklir Iran. Mereka khawatir program tersebut dilakukan untuk membuat senjata nuklir. Namun Iran selalu membantan, dan menyatakan program nuklirnya bertujuan damai.

"Inspeksi intelijen fasilitas nuklir menunjukkan bahwa beberapa pompa proyek Arak IR-40 telah dimanipulasi secara mekanis, itu dilakukan dalam upaya mengganggu pekerjaan rutin dari pembangkit listrik," kata Zarean.

Tapi ia tak memberikan rincian lebih lanjut. Laporan dari pengawas nuklir PBB November lalu mengatakan, sejumlah komponen utama belum dipasang di pabrik, termasuk reaktor pompa pendingin. Tapi belum jelas apakah Zearan mengacu pada jenis pompa lain.

Masalah Arak memang menjadi sengketa pembicaraan anatara Iran dan enam negara kekuatan dunia, tahun lalu. Dalam perjanjian sementara kedua pihak sepakat, menukar penundaan program nuklir Iran dengan pelonggaran beberapa sanksi.

Di bawah perjanjian yang berlaku 20 Januari itu, Iran berjanji untuk tak menginstal komponen reaktor tambahan. Iran juga berjanji tak memproduksi bahan bakar untuk pabrik selama kesepakatan enam bulan.

Enam negara kekuasaan dunia seperti AS, Prancis, Jerman, Inggris, Cina dan Rusia akan bertemu Iran di Wina pada Selasa (18/3). Mereka mencoba membangun kembali kesepakatan, untuk mencapai penyelesaian akhir pada Juli mendatang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement