Selasa 18 Mar 2014 15:49 WIB

Harga BBM Dikhawatirkan Picu Kerusuhan di Wilayah Utara Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Melonjaknya harga BBM secara gila-gilaan di Wadeye, sebuah kota kecil di negara bagian Wilayah Utara Australia, dikhawatirkan berpotensi memicu kerusuhan. Wadeye pernah dilanda kerusuhan di tahun 2007 dan berlangsung selama beberapa tahun.

Sejak dua pekan terakhir, harga solar misalnya telah mencapai 3,66 dollar perliter (hampir Rp 40 ribu). "Kenaikannya hampir 1 dollar dalam beberapa bulan ini,' jelas Andrew Brown dari dewan kota setempat.

Sementara harga bensin biasa mencapai 3,33 dollar perlitar (sekitar Rp35 ribu), atau mengalami kenaikan sebesar 1,5 dollar dalam enam  bulan terakhir.

Brown mengatakan, harga BBM ini berpotensi melumpuhkan komunitas dengan populasi sekitar 1.800 orang itu. Kota Wadeye, sebelumnya bernama Port Keats, terletak sekitar 400 km jalan darat dari Darwin.

Menurut Brown, kondisi ini akan memaksa warga untuk tidak menggunakan kendaraannya, dan kesabaran warga kini sudah hampir habis.

"Saya harap pemerintah bisa melihat kondisi ini dan mencari tahu mengapa bisa terjadi," katanya, "Yang saya takutkan, pencurian BBM akan marak," ujarnya baru-baru ini.

Wadeye, adalah kota berpenduduk Aborigin terbesar di Wilayah Utara. Kota ini telah tenang kembali setelah dilanda perang antar kelompok di tahun 2007, yang melibatkan geng Judas Priest dan Evil Warriors. Konflik itu berlangsung beberapa tahun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement