REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Seorang warga Australia bernama Tara Winkler mendirikan panti asuhan di Kamboja beberapa tahun silam. Namun, kemudian ia memutuskan bahwa panti asuhan bukanlah cara terbaik untuk menolong anak-anak di negara tersebut.
Anak-anak yang tadinya dirawat oleh Winkler kini tinggal bersama orang tua asuh atau keluarga mereka.
Winkler mengubah caranya bekerja, dari menjalankan panti asuhan menjadi menjalankan pendidikan tentang kesehatan dan pendidikan bagi keluarga-keluarga miskin, di bawah nama Cambodian Children's Trust (CCT).
Perubahan arah ini diakibatkan meningkatnya ketidaksukaan terhadap makin banyaknya panti-panti asuhan di negara-negara dunia ketiga. Bahkan, di negara-negara tersebut, ini dijuluki "wisata panti asuhan."
Sebuah laporan UNICEF tahun 2011 menemukan bahwa jumlah panti asuhan di Kamboja meningkat dua kali lipat dalam waktu lima tahun, meskipun kebanyakan anak-anak di sana memiliki orang tua. Ternyata, ada orang tua yang memasukkan anak-anak mereka ke panti asuhan karena mereka terlalu miskin untuk merawatnya.
"Saya sempat agak putus asa memikirkan itu. Tanpa sengaja, kita menjadi salah satu panti asuhan itu," cerita Winkler, belum lama ini.
"Yang [anak-anak itu] butuhkan sebenarnya adalah ayah dan ibu dari Kamboja, dan itulah yang kami beri."
Awalnya, saat masih berusia 22 tahun, Winkler menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan di kota Battambang. Namun, Ia mendapati direktur lembaga tersebut mengkorupsi donasi dan menyakiti anak-anak.
Dengan seizin pihak berwenang setempat, Ia kemudian mendirikan panti asuhan untuk menampung 14 anak.
"CCT awalnya didirikan sebagai sebuah panti asuhan. Namun, sekarang lebih cocok disebut organisasi pembangunan masyarakat," jelas Winkler, yang saat ini berusia 28 tahun.
Setiap harinya, CCT mengadakan program yang dihadiri lebih dari 100 anak dari daerah-daerah kumuh sekitar.
Atas tindakannya itu, dia diberi gelar NSW Young Australian of the Year
Ada juga peristiwa duka yang menimpa Winkler. Tahun 2010 lalu, seorang yatim piatu Kamboja, Jendar Heng, meninggal karena tenggelam saat ikut berkaryawisata bersama CCT di kolam renang setempat. Peristiwa itu, menurut Winkler adalah "hari terburuk dalam hidup saya."
Tenggelam merupakan salah satu penyebab kematian utama di Kamboja, di mana hanya sedikit orang yang belajar berenang. Setelah peristiwa tewasnya Jendar, semua anak di program CCT diikutkan program 'berenang untuk selamat.'
Selain itu, Winkler juga kehilangan orang yang ia cintai, yaitu musisi dan penulis Carolyn Shine, yang meninggal karena kanker.