Selasa 18 Mar 2014 20:04 WIB

Waspadai Hoax Soal MH370

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
  Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.
Foto: AP/flightradar24.com
Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dimanfaatkan oleh para penjahat dunia maya. Para penjahat itu mengeksploitasi hilangnya MH370 dengan menarik pengguna internet ke situs-situs yang mengaku menawarkan informasi terbaru tentang MH370.

Seperti dikutip dari AFP, (18/3), sebuah perusahaan keamanan Internet Trend Micro memperingatkan para pengguna untuk berhati-hati mengklik link-link di media sosial. Karena modus itu digunakan untuk mencuri informasi pribadi pengguna internet.

Trend Micro mengatakan, TrendLabs (pusat penelitian dan layanan jaringan global) telah menandai file atau link yang menyamar sebagai video yang ketika diklik akan membuatnya mengumpulkan data pengguna seperti alamat IPnya. ''Hal ini digunakan untuk keuntungan mereka sendiri,'' kata ahli TrendLabs Paul Oliveria dalam sebuah pernyataan, Selasa (18/3).

Contoh penipuan terjadi di situs Facebook yang memuat link yang mengarah ke halaman berjudul "(BREAKING NEWS) Pesawat Malaysia Airlines MH370 ditemukan". Ketika di klik, pengguna akan dibawa ke halaman palsu berisi video "ready to play". Klik selanjutnya akan meminta pengguna berbagi link kepada orang lain agar bisa melihat video.

''Berbagi video, tentu saja membantu penjahat cyber menyebarkan link berbahaya itu kepada pengguna lain,'' kata Trend Micro. Setelah berbagi, pengguna akan diminta untuk memverifikasi usianya dengan menyelesaikan 'test'. ''Tes ini bukan apa-apa kecuali penipuan survei lain,'' katanya.

Trend Micro menambahkan bahwa penjahat cyber sebelumnya telah menggunakan banyak tragedi, seperti Super Typhoon Haiyan di Filipina dan serangan bom mematikan di Boston Marathon, untuk memikat pengguna yang tidak curiga ke situs berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement