REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- pemerintah harus bersiap menyambut masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Salah satu hal yang harus dipersapkan pemerintah sejak dini adalah mengenai kesiapan tenaga kesehatan guna menunjang persaingan bebas MEA 2015.
Menurut Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) survey WHO memberikan data jika rasio tenaga kesehatan di Indonesia masih kurang banya.” Kuantitas memang sudah cukup besar, hanya kualitas nya yang kurang memadai,” ujar dia sat melakukan diskusi panel di gedung CICS, Selasa (17/3).
Sedikitnya tenaga yang mempunyai kompetitif dalam kesehatan membuat masyarakat lebih memilih tenaga kesehatan dari luar negeri, daripada dalam negeri. Fasli menyebutkan, sebenarnya Indonesia mempunyai banyak sekali lulusan tenaga kesehatan. Hanya saja mutu dari lulusan tersebut kurang bagus, dan tidak mempunyai standar kompetensi.
Saat ini BKKBN sedang mencoba untuk mengadakan Ujian Nasional bagi perawat, bidan maupun dokter. Hal ini dilakukan agar para tenaga kesehatan mempunyai standarisasi yang sama dan lebih professional. Targetannya agar mereka mempunyai level yang sama minimal dimata ASEAN. Sehingga saat mereka bekerja di Indonesia maupun dinegara tetangga, para tenaga kesehatan ini mampu untuk bersaing. Serta mendapatkan hak yang sama dari masyarakat.