Rabu 19 Mar 2014 11:08 WIB

Kongres Desak Obama Tegas Terhadap Iran, Soal Apa?

Barrack Obama
Foto: Charles Dharapak/AP
Barrack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Sebagian besar anggota badan legislatif Amerika Serikat pada Selasa meminta Presiden Barack Obama untuk bersikap keras terhadap Iran menjelang perundingan untuk menyelesaikan sengketa program nuklir Tehran di Wina.

Sebanyak 83 anggota majelis rendah dan 100 senator mengirim surat kepada presiden yang berisi apa yang ingin mereka lihat dalam hasil perundingan di Wina, yaitu bahwa Iran tidak boleh menguasai kemampuan membuat bom nuklir.

"Kami berpendapat bahwa Iran tidak mempunyai hak untuk melakukan pengayaan uranium di bawah persetujuan nonproliferasi nuklir. Kami meminta pemerintah untuk memperjuangkan pemusnahan program pengembangan senjata nuklir di Iran dalam perundingan di Wina," tulis mereka.

"Kita harus mengirimkan pesan yang kuat kepada Iran bahwa jika mereka terus mengembangkan persenjataan nuklir, maka negara tersebut akan menghadapi sanksi yang lebih berat termasuk di antaranya pembatasan lebih lanjut atas ekspor minyak mentahnya," kata anggota legislatif itu.

Kelompok legislator yang dipimpin oleh Senator Robert Menendez dan politisi Partai Republik Lindsey Graham itu, juga mendesak penutupan reaktor air berat di Arak. Kelompok berbeda dari majelis rendah juga menulis surat dengan kekhawatiran sama.

Mereka mengingatkan Obama bahwa Iran hanya ingin agar sanksi ekonomi dari negara-negara barat untuk dicabut sementara di saat bersamaan masih terus berusaha untuk menguasai kemampuan membuat bom atom. Namun di sisi lain, kelompok bipartisan dari majelis rendah tersebut masih terbuka terhadap program nuklir Iran yang bertujuan damai.

"Kami tidak ingin menghalangi hak Iran untuk mengembangkan nuklir dengan tujuan damai, namun kami sangat khawatir atas skala industri pengayaan uranium dan reaktor air berat di Arak karena kedua hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir," kata mereka.

Enam negara bersama dengan Iran akan bertemu di Wina untuk kedua kalinya pada Selasa untuk menyelesaikan kesepakatan sementara yang dicapai pada perundingan pertama menjadi kesepakatan final.

Iran pada 20 Januari lalu menandatangani kesepakatan sementara untuk menghentikan sejumlah program nuklirnya dengan imbalan pencabutan beberapa sanksi ekonomi.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement