REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah komunitas pemuda Muslim menyatakan dukungannya dan siap mengkampanyekan aksi Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI). Seperti yang dilontarkan organisasi pemuda bernama One Day One Juz (ODOJ) yang beranggotakan lebih dari 80 ribu orang.
Ketua Umum ODOJ, Ricky Adrinaldi menyatakan apresiasinya terhadap pembentukan SKDI. Pihaknya juga meyakini ada kerja-kerja besar setelah ini. Namun dia mengingatkan, bahwa jangan sampai kita pintar bicara, tapi miskin amal. "Insya Allah kami mendukung gagasan mempedulikan krisis kemanusiaan di dunia Islam,” papar Haidir dari Departemen Project ODOJ yang membawahi ODOJ Peduli,"ujarnya kepada ROL, Selasa (19/3)/
Disebutkan, dalam pertemuan yang digagas Aksi Cepat Tanggap (ACT), akhir pekan lalu pihaknya mengusulkan dua hal. Pertama, langkah riil gerakan ini perlu dilakukan, yakni membangun awareness. Kedua, mengingat besarnya komunitas sosial media atau dunia online di Indonesia, perlu langkah memassifkan gagasan ini di dunia maya. "Sedangkan di offline bisa memanfaatkan berbagai komunitas dan organisasi lainnya.” ujarnya.
Ricky melengkapi usulannya, agar sosialisasi di offline meluaskan segmen yang sangat beragam di tengah masyarakat. “Dalam hal ini, ODOJ sangat antusias untuk berkolaborasi, terutama untuk agenda offline. Kami siap mengedukasi dengan isu massif yang berbeda dari isu lainnya,” katanya bersemangat.
Ketua Umum PP KAMMI, Andriyana menilai, hadirnya representasi beragam komunitas mendukung kampanye Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI) karena panggilan jiwa sebagai Muslim. “Saat umat ditekan dimana-mana, kondisi ini menjadi momentum sekaligus kewajiban untuk saling membantu,” katanya. Ia juga mengutip hadits Nabi,”Barang siapa yang tak peduli akan urusan umatku maka ia bukan umatku.”
Adriyana sepakat melibatkan KAMMI dan mendorong komunitas lainnya bisa melakukan kerja konkret demi melipatgandakan daya bantu. “Ini perlu kesolidan,” harapnya.Tak cukup mengutip hadits, Andriyana menegaskan, bukti kemusliman salah satunya diekspresikan dengan kepeduliannya terhadap sesama muslim.
Andriyana menyuguhkan perlunya mendorong gagasan solidaritas menjadi gerakan. Ia melakukan edukasi di lapangan melalui aksi dan penggalangan dana. “Kampanye di dunia maya amat potensial. Kita bisa bersama-sama menggalang para relawan digital dan menginisiasi pusat informasi. Selain itu kita bisa melakukan edukasi dan kampanye ke tengah umat Islam maupun masyarakat umum,” ujarnya. Ia menambahkan, bahwa ACT bisa menginisiasi dua hal itu. “Kami siap mendukung.”