Rabu 19 Mar 2014 14:25 WIB

Referendum Kemerdekaan Dinilai Jadi 'Judi' Bagi Skotlandia

Lambang Skotlandia
Foto: Wikipedia
Lambang Skotlandia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Negara Inggris Urusan Skotlandia Alistair Carmichael, Selasa (18/3), mengatakan pemungutan suara bagi kemerdekaan Skotlandia adalah "judi" yang akan menawarkan "masa depan tak pasti" buat Skotlandia.

"Penting untuk menyadari bahwa pemungutan suara bagi kemerdekaan adalah judi --ada sangat banyak pertanyaan yang tak terjawab, terutama mengenai mata uang, pensiun dan ekonomi," kata Carmichael di dalam satu pernyataan.

Dengan menggambarkan Inggris sebagai "uni ekonomi, sosial dan politik paling berhasil", pejabat tersebut menambahkan bahwa suara "ya" bagi kemerdekaan Skotlandia akan "menjadi tak bisa diubah".

"Segera setelah ikatan dengan Inggris, Wales dan Irlandia Utara dibongkar, takkan ada jalan kembali," ia memperingatkan.

"Anda tak bisa mengubah pendapat anda dalam waktu lima tahun, jika anda tak suka dengan pilihan yang telah anda buat," ia melanjutkan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.

Carmichael, pejabat kelahiran Skotlandia di dalam pemerintah koalisi Inggris, menyeru semua pemberi suara agar "menghadapi kenyataan dan mempertimbangkan apa yang terbaik bagi masa depan kalian".

Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond menandatangani Kesepakatan Edinburgh pada Oktober 2012 untuk mengizinkan Skotlandia menyelenggarakan referendum kemerdekaan pada 18 September tahun ini.

Pemerintah Skotlandia telah berkampanye bagi kemerdekaan Skotlandia, yang katanya dapat menciptakan "negara yang lebih demokratis, lebih makmur dan lebih adil" buat Skotlandia.

sumber : Antara/Xinhua/Oana
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement