Jumat 21 Mar 2014 01:29 WIB

Delapan Orang Tewas Dalam Serangan di Irak

Bom mobil yang meledak beberapa waktu lalu di Irak.
Foto: Ali al-Saadi/AFP
Bom mobil yang meledak beberapa waktu lalu di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan-serangan di Irak menewaskan delapan orang, Kamis, sehari setelah pemboman dan penembakan merenggut 46 jiwa, kata sejumlah pejabat.

Serangan-serangan itu berlangsung pada peringatan tahun ke-11 invasi pimpinan AS yang menjatuhkan pemerintah Saddam Hussein, yang menandai tingginya tingkat kekerasan di Irak setelah penggulingannya.

Kekerasan yang menewaskan delapan orang itu terjadi di provinsi-provinsi Salaheddin dan Kirkuk, sebelah utara Baghdad, serta di kota wilayah barat, Ramadi.

Pasukan keamanan juga menemukan mayat seorang polisi, kata beberapa pejabat keamanan dan medis.

Di Ramadi, kota yang dikuasai pasukan pemerintah dari gerilyawan pada tahun ini, bom pinggir jalan menewaskan empat polisi yang sedang berpatroli.

Empat orang lagi tewas dalam serangan-serangan di Hawijah, Sharqat, Madain dan Abu Ghraib, sementara mayat perwira intelijen kepolisian yang diculik dua hari sebelumnya ditemukan di Siniyah.

Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini.

Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.

Sebanyak 1.013 orang -- 795 warga sipil, 122 prajurit dan 96 polisi -- tewas akibat kekerasan di negara itu pada Januari, menurut data resmi yang dihimpun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan.

Menurut data itu, kekerasan juga melukai 2.024 orang -- 1.633 warga sipil, 238 prajurit dan 153 polisi.

Pasukan keamanan membunuh 189 militan dan menangkap 458 orang sepanjang bulan itu.

Jumlah kematian pada Januari itu merupakan angka tertinggi yang dikeluarkan kementerian-kementerian itu sejak April 2008, ketika 1.073 orang tewas.

Data korban terkini itu mengkonfirmasi peningkatan kekerasan mematikan di Irak, yang dilanda serangan militan hampir setiap hari dan pengambilalihan sebuah kota penting yang merupakan ambang pintu menuju Baghdad dan daerah-daerah di sebuah kota lain oleh gerilyawan anti-pemerintah.

Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 di mana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.

Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaida dan militan Sunni lain menguasai kota Fallujah pada 1 Januari.

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyatakan khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.

Gelombang pemboman dan serangan bunuh diri meningkat di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement