Jumat 21 Mar 2014 10:13 WIB

Usai Status Darurat, Bangkok Siapkan Strategi Tarik Wisatawan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Bilal Ramadhan
Aksi demonstrasi di Bangkok, Thailand.
Foto: ROL/Kingkin Jiwanggo
Aksi demonstrasi di Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Status darurat yang telah dicabut oleh pemerintah Thailand diharapkan membawa angin segar bagi sektor pariwisata. Pelaku industri pariwisata Bangkok berharap, sejak status darurat dicopot, Selasa (18/3) kemarin, para pelancong kembali meramaikan sektor pariwisata di negara tersebut.

Laman Nikkei melaporkan, The Crowne Plaza Bangkok Lumpini Park, salah satu hotel mewah yang menjadi langganan turis Jepang menawarkan diskon 30 persen. Potongan harga untuk tarif restoran ini diberikan sebagai salah satu 'syukuran' berakhirnya keadaan darurat disana.

Sektor pariwisata Thailand memang cukup terpukul sejak demonstrasi anti pemerintah yang digelar sejak pertengahan Januari lalu. Sektor pariwisata yang menyumbangkan sekitar 10 persen dari penghasilan masyarakat Thailand ini terkena dampak yang signifikan.

Jumlah pelancong asing turun 8 persen menjadi 2,17 juta orang di bulan Januari. Kunjungan ini merupakan yang terendah dalam kurun waktu 27 bulan terahir. Tingkat hunian hotel di Bangkok pun menurun dari semula sekitar 80 persen menjadi 30 persen, atau bahkan lebih rendah.

Meskipun masih ada beberapa tembakan dan ledakan, masyarakat bisnis mendesak pemerintah untuk segera mencabut status darutat. Setelah tak lagi dinyatakan darurat, sktivitas bisnis di  Bangkok Central World, salah satu kompleks komersial terbesar di Asia Tenggara ini tampak mulai pulih.

Toko yang biasa menjual tas merek lokal kini sudah tampak aktivitas jual beli yang cukup ramai. Seorang manajer toko mengatakan bahwa omzet yang sempat turun hingga setengahnya pada masa status darurat lalu, kini telah pulih hingga 70 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement